اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan membahas
mengenai Asam Sitrat dan Pembuatannya. Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Asam sitrat merupakan asam organik yang banyak
terdapat di alam dan penyebarannya cukup luas, baik dalam tumbuhan maupun
hewan. Pada buah jeruk terdapat kandungan asam sitrat sekitar 6-8%. Selain itu
asam sitrat juga ditemukan pada buah pir, nanas, arbei, dan ceri. Pada
hewanterdapat dalam darah, air seni, dan berbagai cairan tubuh lainya.
Produksi asam sitrat seluruh dunia terutama
dimanfaatkan untuk industri makanan dan minuman sekitar 70%, industri farmasi
12%, dan isaya 18% untuk berbagai industri lainnya.
Pada industri makanan dan minuman mempergunakan
asam sitrat untuk berbagai keperluan karena kelarutan asam sitrat yang relatif
tinggi, tidak beracun, dan menghasilkan rasa asam yang disukai. Asam sitrat
sering digunakan sebagai pegawet, pencegah rusaknya warna dan aroma, menjaga
turbiditas, penghambat terjadinya oksidasi dan masih banyak lagi.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang
ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah
rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal
sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam
mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat
digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.
Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran,
namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering,
pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya
ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin
pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah
sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama
minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah
E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan
logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan
pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.
Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam
menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam
pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan
berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula,
asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada
alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi
pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri
bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses
kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi
zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat
tidak.
Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim
untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam
sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
Sejarah Asam
Sitrat
Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan
Arab-Yemen (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada
zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan
limau: hal tersebut tercatat dalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin
Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam sitrat
pertama kali diisolasi pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm
Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat
skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk
dari Italia.
Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa
kapang Penicillium dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun
demikian, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata
sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917,
kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu
kapang Aspergillus Niger dapat menghasilkan asam sitrat secara
efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi asam sitrat skala
industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian.
Sifat Fisika
dan Kimia Asam Sitrat
Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel
di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil
COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang
dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan
penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan
banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat
ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan
penghilang kesadahan air (lihat keterangan tentang kegunaan di bawah).
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk
kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous
(bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk
setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal
dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam
sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi
bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C. Secara kimia, asam
sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175
°C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.
Pembuatan
Asam Sitrat
Dalam proses produksi asam sitrat yang sampai saat
ini lazim digunakan, biakan kapang Aspergillus Niger diberi sukrosa
agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang
dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan kalsium
hidroksida membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat diregenerasikan dari
kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat.
Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil
fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa
organik trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan
organik tersebut dengan air.
Demikian Artikel mengenai Asam
Sitrat dan Pembuatannya, kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert