اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan membahas mengenai Modifikasi Membran (Pencampuran
Membran, Komposit Film Tipis TFC, dan Pembuatan Nanokomposit). Sebelum
masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Pada Artikel
sebelumnya telah dibahas mengenai Pengertian dan Klasifikasi Membran, Teknologi Membran dalam Pengolahan Air dan Limbah Industri, dan Teknik Pembuatan Membran (Sintering, Stretching, Track-etching, Template Leaching, Coating dan Inversi Fasa),
maka kali ini kami akan menjelaskan mengenai Modifikasi Membran (Pencampuran
Membran, Komposit Film Tipis / TFC, dan Pembuatan Nanokomposit).
Langsung saja dibawah ini beberapa cara Modifikasi Membran:
Pencampuran Membran
Polimer dapat
dicampurkan dengan sesama Polimer, logam, garam, dan lain-lain melewati metode
pencampuran. Beberapa Polimer seperti polietersulfon (PES) dan
polivinilidenflorida (PVDF) sudah mempunyai sifat termal dan mekanik yang
stabil sehingga cocok untuk dipakai dalam material penyusun Membran. Akan
tetapi, Penggunaan PES dan PVDF hanya terbatas pada Membran yang bersifat
hidrofobik sehingga tidak cocok untuk dilewatkan oleh air dan mempunyai
kemungkinan fouling yang tinggi. Di lain pihak, Polimer yang terbuat
dari bahan hidrofilik seperti polivinilalkohol (PVA) ,Selulosa asetat (CAc),
dan poliakrilonitril (PAN) juga sering digunakan dalam pembuatan Membran. Akan
tetapi, Membran hidrofilik tersebut mempunyai ketahanan mekanik dan termal yang
lebih rendah dibandingkan dengan Membran hidrofobik. Penggabungan kedua sifat
tersebut dapat diatur dengan memvariasikan komposisi pada campuran awal
Membran.
Tujuan utama
dari pencampuran Polimer dalam metode ini adalah untuk meningkatkan
hidrofilitas dan menurunkan kemungkinan Fouling. Rahimpour dan Madaeni
(2007) membuat Membran PES dengan mencampurkan Polimer dengan konsentrasi yang
berbeda yaitu CAP (20,30,40%) dan PVP (2,4, dan 8%). Membran yang terbentuk
bersifat hidrofilik karena terdapat banyak Gugus Karbonil pada CAP. Laju fluks
air murni, dan rejeksi protein meningkat seiring dengan bertambahnya rasio
komposisi PES/CAP. Penambahan CAP pada campuran juga dapat mengurangi
Risiko Fouling pada Membran PES.
Komposit Film Tipis (TFC)
Membran padat
umumnya mempunyai Fluks yang rendah tetapi mempunyai selektivitas tinggi.
Sebaliknya. Membran berpori mempunyai selektivitas yang rendah tetapi mempunyai
permeabilitas yang tinggi. Untuk meningkatkan fluks yang melewati Membran padat
dengan selektivitas tinggi, diperlukan pengurangan ketebalan Membran.
Komposit yang
dibuat terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan tipis di atas dan penyangga.
Fungsi utama dari penyangga adalah untuk memberikan ketahanan mekanik pada
Membran, sedangkan fungsi utama dari lapisan tipis Membran adalah sebagai
tempat permease dan pemisahan dengan Membran. Membran lapis tipis (TFC) umumnya
dibuat dengan dua tahap yaitu pembentukan penyangga yang berpori dan
dilanjutkan dengan pelapisan lapisan tipis. Pembentukan lapisan tipis dibuat dengan
metode Dip-Coating dan Polimerisasi antarfasa.
Polimerisasi
antarfasa sangat unik dan menjadi fokus perhatian dari para pakar Membran.
Proses yang terjadi pada Polimerisasi antarfasa adalah reaksi yang terjadi pada
permukaan antara dua monomer yang berhimpitan dengan perbatasan dua fasa antara
larutan yang saling tidak larut. Pembuatan Membran dimulai dengan mengisi pori
– pori penyangga dengan cairan A. Kemudian penyangga tersebut dicelupkan dalam
wadah berisi reaktan yang akan bereaksi dengan cairan A. Polimerisasi terjadi
pada perbatasan fasa sehingga terbentuk Polimer yang mempunyai banyak Cross-Link.
Bantuan sinar uv digunakan untuk mengontrol reaksi Polimerisasi yang
terjadi (Madaeni,2015).
Membran
berbasis Polianilin (PA) telah dibuat secara komersial menggunakan metode
Polimerisasi antarfasa. Reaksi Polimerisasi yang digunakan adalah reaksi
Polimerisasi antara PDA dan TMC. Poliamida (PDA) menunjukkan unjuk kerja yang
lebih baik untuk menghilangkan pengotor dari air. Permeabilitas dari air
sebesar 7 hingga 21 kg/m2 untuk larutan garam NaCl (1g/L) dan MgSO4 (1g/L)
pada tekanan operasi 5 dan 10 bar. Rejeksi ion bivalen lebih besar dibandingkan
Monovalen (MgSO4 90%, NaCl 67%) (Rahimpour et. al. ,2010).
Pembuatan
Membran lapis tipis ini juga bertujuan untuk meningkatkan permeabilitas air.
Membran jenis ini banyak digunakan juga untuk komposit nanomaterial seperti
pada perak, seng, titanium , dan lain-lain.
Tabel 2 Data
Hasil Penelitian dari Pembuatan Membran Komposit (Sumber : Madaeni,2015)
Umpan
|
Sifat
|
|
CA/
SPSf |
-
|
Pori besar
|
PVDF/PMMA
|
Effluent dari pabrik mesin
|
Pori lebih
besar, hidrofilitas, lower fouling
|
PS/PA
|
Larutan CN- , Zn2+, Zn(CN42-)
|
Sifat kimia
stabil, less mechanic resistance, selektivitas tinggi
|
PES/
CAP/ PVP |
Larutan Susu
|
Hidrofilitas
tinggi, fluks air, melewatkan larutan susu, menahan protein
|
PES/PI/PVP
|
Larutan garam
|
Hidrofilitas
tinggi, fluks air tinggi, menahan larutan garam
|
SPC/
PVDF |
Emulsi minyak
|
Lower
fouling
|
PSf/
PAN |
Larutan logam berat
|
Penurunan
besar porositas permukaan, porositas dan permeabilitas ,rejeksi logam berat
|
Pembuatan Nanokomposit
Salah satu
alternatif lain untuk meningkatkan unjuk kerja dari Membran adalah dengan
menggunakan nanokomposit. Membran berbasis Polimer akan dicampurkan dengan
partikel-partikel anorganik seperti Carbon Nanotubes, Nanoclay, Nano-Perak,
TiO2, ZnO, Al2O3, Fe3O4,
SiO2 ,dan ZrO2. Nanokomposit tersebut adalah
nanokomposit yang banyak digunakan. Penambahan komposit-komposit ini akan
meningkatkan sifat fisika dan kimia dari Membran tersebut. (Al-Hobaib,2015).
Pembuatan film dengan kandungan nanokomposit dapat meningkatkan sifat
Antibakterial, Fotokatalisis , dan Adsoptivitas (Yin, 2014).
1.
Carbon Nanotubes (CNT)
CNT telah menarik banyak perhatian karena sifatnya yang
unik. CNT mempunyai sifat hidrofilitas yang baik, stabil secara kimia, dan
mempunyai permukaan yang sangat luas. Sifat-sifat tersebut dapat digunakan
untuk pembuatan material yang mempunyai sifat anti bakteri. CNT dapat menambah
kekuatan Membran karena mempunyai rasio aspek yang tinggi dan kekuatan yang tinggi
(Daraei, Madaeni, Ghaemi, et. al., 2013). Produksi CNT sudah dapat
menghasilkan Single-Walled (SW), Double-Walled (DW), dan Multiwalled (MW)
untuk ditambahkan pada komposit Polimer.(Vatanpour, Madaeni, Moradian, et. al.,
2012).
Preparasi Membran ini dapat dilakukan dengan empat cara.
Cara pertama adalah dengan filtrasi larutan yang mengandung CNT terdispersi
dengan Membran. Cara kedua adalah dengan Polimerisasi In Situ pada
permukaan komposit Membran. (Madaeni, Zinadini, & Vatanpour, 2011a). Cara
ketiga adalah dengan mendispersikan CNT ke dalam larutan Monomer dan
dilanjutkan dengan proses Polimerisasi antarfasa. (Madaeni,2015).
Cara keempat adalah dengan mencampurkan nanopartikel ke
dalam campuran awal Membran dan dicelupkan pada Coagulation Bath. Metode
pencampuran mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode ini mudah karena kondisi yang lunak, mempunyai reprodusibilitas yang
tinggi, dan dapat dikomersialkan secara industri.
CNT mempunyai sifat yang baik dalam hal kestabilan kimia
dan konduktivitas listrik. Akan tetapi, CNT tidak mudah untuk didispersikan
dalam larutan organik dan Polimer. Oleh karena itu, dibutuhkan modifikasi
permukaan dari CNT untuk dapat ditempelkan pada permukaan Membran. Modifikasi
yang paling sering digunakan adalah modifikasi secara kimia yaitu dengan
menambahkan gugus-gugus yang dapat meningkatkan interaksi dengan matriks
Polimer atau sering disebut dengan gaya adesi.
Vatanpour dkk. (2011) membuat nanokomposit yang tersusun
atas PES dan MWCNT yang telah termodifikasi oleh asam yaitu larutan 3M HNO3/H2SO4 (1/3
v/v). CNT yang termodifikasi ini ditempelkan ke permukaan menggunakan metode
inversi fasa. Pencampuran ini meningkatkan laju permeasi air dan menurunkan
risiko Fouling. Vatanpour, Madaeni, Moradian, dkk., (2012) juga membuat
Membran Anti-Biofouling dengan mencampurkan PES dengan MWCNT yang
termodifikasi oleh TiO2. Untuk mendapatkan Membran ini MWCNT
dilarutkan ke dalam laurtan HNO3 dan H2SO4 dengan
rasio 3:1. Pencampuran ini akan menghasilkan gugus karboksil pada permukaan
MWCNT. Untuk menempelkan TiO2 ke dalam permukaan MWCNT yang
telah teroksidasi, polycitric acid ditempelkan pada CNT. Tahap
terakhir adalah pelapisan permukaan dengan partikel TiO2. Berikut
adalah jalur sintesis MWCO yang termodifikasi leh TiO2, Gambar
dibawah ini.
2.
Nanopartikel Perak
Diantara nanopartikel lainnya, perak merupakan
nanomaterial pertama yang mendapat perhatian dalam pembuatan komposit Membran.
Sifat anti bakteri yang dimiliki oleh nanopartikel perak menjadikan material
tersebut dijadikan sebagai bahan pembuatan Membran. Beberapa peneliti
mempercayai bahwa perak adalah logam yang ramah lingkungan karena tidak
menimbulkan gejala alergi, tidak beracun, dan dapat terolah dengan baik
(Madaeni, 2015). Keuntungan dari nanopratikel perak adalah partikel tersebut
tidak perlu ditempelkan pada Membran dalam tahap pembuatan. Akan tetapi,
akitivitas antibakterial dari partikel tersebut menurun karena adanya partikel yang
hilang selama proses dan adanya bakteri yang tidak mempunyai resistan terhadap
Ag. Oleh karena itu, sifat yang paling dicari dari nanopartikel tersebut adalah
sifat untuk mereduksi biofouling (Matsuyama, 2012). Contoh modifikasi
Membran oleh nanopartikel perak adalah Membran nitroselulosa (Fernandez, 2015).
3.
Nanopartikel TiO2
Titanium oksida merupakan salah satu material yang
digunakan dalam semikonduktor dan mulai menarik perhatian karena sifat
fotokatalisis, hidrofilitas, dan penyerapan sinar UV. Beberapa peneliti membuat
Membran dengan TiO2 untuk meningkatkan unjuk kerja Membran seperti
hidrofilitas dan menguragi risiko fouling. TiO2 merupakan Membran
yang paling mudah dibuat untuk aplikasi katalisis , fotokatalisis, dan
elektrokatalisis (Moushoul, 2015).
Ebert, Fritsch, Koll, dan Tjahjawiguna (2004) mengamati
pengaruh dari komposisi TiO2 terhadap unjuk kerja dari Membran
PVDF dan PAI. Pembuatan Membran ini dilakukan dengan metode inversi fasa . Yang
dan Wang (2006) membuat PS/TiO2 organik-anorganik Membran
hybrid dengan hidrofilitas yang tinggi dan permeasi yang tinggi dengan metode
sol-gel dilanjutkan dengan proses inversi fasa. Membran ini mempunyai sifat
Hidrofilik, berpori, dan Permeabilitas yang tinggi tanpa mengubah kapasitas
retensi.Salah satu manfaat penggunaan TiO2 pada campuran
larutan Polimer adalah untuk mereduksi Fouling. Tabel 3 menunjukkan hasil
Membran dengan mencampurkan TiO2 dengan Polimer lainnya.
TiO2 mempunyai sifat pembunuh bakteri dengan bantuan
sinar UV. Damodar dkk. (2009) membuat komposit Membran dari PVDF-TiO2 dengan
metode inversi fasa dengan mencampurkan kosentrat TiO2 sebesar (0-4%) pada
larutan PVDF. Sifat katalisis tersebut diuji dengan bakteri E. Coli (Konsentrasi
awal = 6,6 x 107cfu/ml) tanpa adanya paparan sinar uv. Pengaruh tersebut
dapat dilihat dari gambar 4. TiO2 juga dapat dibuat dengan metoda electro-spinning dalam
bentuk nanofiber (Bai,dkk ,2014).
Tabel 3 material komposit TiO2 dan Membran
(Sumber : Madaeni,2015)
Polimer
|
TiO2
(jenis)
|
TiO2
(ukuran, nm)
|
PSf-PVDF-PAN
|
Degussa P25
|
20
|
PVDF
|
Rutil
|
26-30
|
PVB
|
Anatase
|
180
|
PES
|
Degussa P25
|
20
|
PES
|
Rutile
|
30
|
PVDF
|
Degussa P25
|
20
|
PVDF
|
Degussa P25
|
20
|
PES
|
Degussa P25
|
20
|
PVDF
|
Degussa P25
|
20
|
PES
|
Degussa P25
|
20
|
CA
|
Anatase
|
62
|
PVDF/
SPES |
Degussa P25
|
20
|
PVDF
|
Degussa P25
|
25
|
PVDF
|
Degussa
(80% anatase dan 20% rutile) |
20
|
Demikian Artikel mengenai Modifikasi Membran
(Pencampuran Membran, Komposit Film Tipis TFC, dan Pembuatan Nanokomposit),
kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert