اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan
tentang Proses Pembuatan Serat Rayon Viskosa. Sebelum masuk ke Materi
marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Berikut Berikut adalah
proses dalam pembuatan Serat Rayon Viskosa:
1.
Alkalisasi
(Pembuatan Alkali Selulosa)
Proses
pembentukan Alkali Selulosa dengan mereaksikan Selulosa yang berbentuk Pulp
dengan NaOH 18%. Tujuannya adalah mendapatkan hasil berupa Slurry Alkali
Selulosa, penggembungan Selulosa, menghilangkan kotoran, dan melarutkan
hemiselolusa dengan NaOH.
Prosesnya
dilakukan padapulper, pulp dimasukan ditambah NaOH dan MnSO4 (Katalis)
hasilnya berupa slurry lalu dipompa keslurry tank sehingga menghasilkan
Alkali Selulosa. Lanjutke slurry press untuk menghilangkan kelebihan
NaOH dan perjalanan terakhirAlkalisasi adalah dimasukan kes C Hedder dimana
gumpalan akali Selulosa akan dicabik-cabik
membentuks C um (33-34% Selulosa, 15-16% Alkali, dan air).
2.
Proses
Pemeraman
Hasil
proses Alkalisasi harus diperam untuk menurunkan derajat polimerisasi dari
Selulosa sehingga lebih mudah dilarutkandalam proses selanjutnya. Proses ini
dilakukan dalam alat aging drum dengan waktu pemeraman 5-6 jam dan
kecepatan putar 0,3-0,6 rpm. Setelah itu, Alkali Selulosa dikirim kehoppper untuk
menghilangkan loga-logam Alkali, dengan melewatibl ower bertekanan udara.
3.
Proses
Xantasi
Alkali Selulosa
belum dapat dilarutkan, untuk itu perlu dirubah ke bentuk lain agar dapat
dilarutkan untuk dipintal. Prosesnya Alkali Selulosa dirubah ke bentuk Selulosa
xantat dengan direaksikan denganKarbon disulfida dalam alat yang dinamakanxantator.
Prosesnya
Alkali Selulosa akan dimasukan ke dalamnya tetapi sebelum ditambahkan
Karbon Disulfida harus diperam dulu supaya tidak dihasilkan CS2 yang
akan menimbulkan ledakan akibat reaksi antara udara dengan Karbon disulfida,
pemeramam selama 7 menit. Setelah itu baru dialirkan Karbon Disulfida
dengan pengadukan 43 rpm selama 30 -40 menit sampai akhirnya dihasilkan
Selulosa xantat .
4.
Proses
Pelarutan dan Pencampuran
Pelarutan
dilakukan dengan mereaksikan Alkali Selulosa xantat dengan NaOH 20 g/L pada
alat di solver dan fine homogenizer yang berlangsung
1,25-1,75 jam pada kisaran suhu 15-20OC sehingga dihasilkan larutan yang kental
yang disebut larutan Viskosa. Proses ini dilakukan pada suhu rendah untuk
menghindari terjadinya dekomposisi xantat dan produk samping. Untuk itu,
xantator dilengkapi alat pendingin. Selanjutnya dialirkan kebl ender untuk
menghasilkan larutan yang lebih halus dan rata.
5.
Proses Pematangan
Proses ini
dimaksudkan untuk menyempurnakanreaksi pembentukan Viskosa dilakukan dalam
alatripening tank. Kematangan larutan dinyatakan dalam Ri pening Indeks
(RI) atau angka kematangan. RI dinyatakan dalam banyaknya (ml) Amonium Klorida
(NH4Cl) yang diperlukan untuk mengkoagulasi 20 gram Viskosa yang dilarutkan
dalam 30 ml air pada suhu 20OC.
Ada 2
macam penghambatyang harus dihilangkan sebelum larutan Viskosa dipintal
yaitu pengotor dari debu, karat,serta Serat-serat halus yang dapat menyebabkan penyumbatanpada
spineret dan timbulnya gelembung udara yang dapat memutus filamen Serat saat
dipintal. Pengotorpertama akan dihilangkan dengan dilewatkan pada first
filter sedangkan jenis pengotor kedua akan disedot dengandeaerat or.
6.
Spinning (Pemintalan)
Rayon
Viskosa dipintal dengan pemintalan basah, prinsipnya larutan Viskosa setelah
dilewatkan pada cetakan Serat (Spineret) akan dimampatkanmenjadi Filament Serat
dengan dilewatkan padalarutan koagulan. Setelah proses pematangan, larutan
Viskosa akan dimasukan ke dalam spinning tanksebagai penampung, lalu
dipompakan ke candle filter (Alat perantara sebelum masuk spineret,
disini terjadi penyaringan ulang kotoran) melewati materring pump untuk
menjaga kesetabilan aliran larutan. Setelah itu larutan Viskosa dipintal lewat
lubang spineret dengan diendapkan lewat larutan koagulan membentuk Filament
Rayon atau disebut Tow . Komposisi larutan koagulan yaitu:
a.
Asam Sulfat (H2SO4)
Meregenerasi
lauratan Viskosa (Natrium Selulosa Xantat) menjadi Selulosa.
b.
Seng-Sufat (ZnSO4)
Menghambat
proses regenerasi yang terlalu cepat sehingga pembentukan lapisan kulit filamen
lebih stabil (Agar kecepatan pengendapan flamen di lapisan luar dan dalam tidak
terlalu jauh sehingga diameter Serat tidak terlalu mengkerut).
c.
Natrium Sulfat (Na2SO4)
Elektrolit
kuat untuk membantu proses koagulasi dengan menajaga stabilitas ph (Buffer) dan
mencegah kerusakan Filament yangsudah terbentuk oleh H2SO4. Tow (Kumpulan
filamen) yang terbentuk, akan ditarik sehingga menimbulkan peregangan
Filament, ini dilakukan dengan dilewatkan padaguide adapun pengaturan
peregangan olehstrech Roller. Setelah itu Tow akan diregangkan kembali dengan
dilewatkan padaidle Roller dan Feed Roller sebelum
dipotong-potong.
7.
Pemotongan
Tow
Tow
merupakan kumpulan Filament yang panjangnya tidak berujung untuk itu perlu
dilakukan pemotongan agarmemudahkan proses selanjutnya. Proses pemotongan
dilakukan dengan memasukan Tow padamesin pemotong dengan posisi
vertikal dengan bantuan semprotan air bersuhu 120OC tekanan 1,2 bar sehingga
dihasilkan Serat Staple (Potongan-potongan Flilament) dengan kisaran
panjang 32, 38, 44, 51, dan 60 mm.
8.
Proses
Pengambilan Kembali Karbon disulfide
Serat
Rayon yang telah dipotong (Staple) dilewatkan pada pipa-pipa kecil yang berlubang
dengan injeksi uap,dengan tujuan mengambil CS2 dengan air, proses ini akan
mengambil 30-40% CS2.
9.
After
Treatment (Proses Pengerjaan Lanjutan)
Proses ini
untuk menghilangkan sisa-sisa larutan koagulan dan sulfida yang masih
menempel pada Serat Rayon Viskosa. Serat Rayon yangberbentuk hamparan
dilewatkan pada mesinafter treatment secara kontinyu dengan
kecepatan conveyor 3-5 m/menit. Urutan proses pengerjaan lanjutan
diantaranya:
a.
Acid Free Wash (Pencucian Bebas Asam)
b.
First Washing (Pencucian
Pertama/Lanjutan)
c.
Desulfurizing (Penghilangan Belerang)
d.
Second Washing (Pencucian Kedua)
e.
Bleaching (Pengelantangan)
f.
Third Washing (Pencucian Ketiga)
g.
Final Washing (Pencucian Akhir)
h.
Soft Finish (Proses Pelembutan)
10. Proses Pengeringan dan Pengepakan
Serat kemudian
dipress lewat Squeeze Roller lalu dikirim ke mesin wet
opener untuk dicabik-cabik sehingga dengan Serat yang terpotong lebih
kecil akan lebih mudah dikeringkan. Selanjutnya Serat dikeringkan ke mesin
pengeirng denga dua tahap.
a.
Pengeringan I suhu 100 -130OC dengan sisa
kadar air sekitar 35%
b.
Pengeirngan II suhu 100 -140OC dengan sisa
kadar air 11-13%
Setelah
itu Serat akan dicabik-cabik lagi menjadi staple yang siap dipintal untuk benang
di mesinfeeder lalu, diteruskan ke mesin Opener (Mesin pembuka
Serat). Akhir proses Serat dipak menjadi bale Serat dengan berat
sekita 250 kg.
Baca Juga:
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap
Proses Pembuatan Serat Rayon Viskosa, kita akhiri dengan
mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert