اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang
Melamin yaitu mengenai Pengertian dan Sejarah Melamin, Sifat Fisis dan Kimia
Urea dan Melamin, Pemanfaatan Melamin, Bahaya Melamin, Klasifikasi Proses
Pembuatan Melamin, serta Proses Pembuatan Melamin. Sebelum masuk ke Materi
marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Pengertian
dan Sejarah
Melamin pertama kali dipelajari oleh Leibig
pada tahun 1834. Pada saat itu Leibig mendapatkan Melamin dari proses fusi
antara potasium thiosianat dengan amonium klorida. Kemudian di tahun 1885 A.W
Von Hoffman mempublikasikan struktur molekul Melamin, sebagai berikut :
Struktur
Melamin
Selanjutnya Melamin banyak dijumpai pada
aplikasi industri untuk proses produksi resin Melamin formaldehid. Pada sekitar
tahun 1960, Melamin diproduksi dari dicyanamid. Proses ini berlangsung didalam
autoclave pada tekanan 10 Mpa dan suhu 400oC dengan adanya gas amoniakk, sesuai
persamaan reaksi berikut:
3 H2NC(NH)NHCN → 2 C3N6H6
Pada awal 1940, Mackay menemukan bahwa Melamin
juga bisa disintesa dari Urea pada suhu 400oC dengan atau tanpa katalis. Sejak
saat itu Melamin mulai diproduksi dari bahan baku Urea. Dan penggunaan cyanamid
sebagai bahan baku dihentikan pada akhir dekade 1960. Melamin dapat disintesa
dari Urea pada suhu 350 – 400oC dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
6 H2N – CO – NH2 →
C3N3(NH2)3 + 6 NH3 +
3 CO2
Reaksinya bersifat endotermis membutuhkan 629
KJ per mol Melamin. Secara garis besar proses pembuatan Melamin dapat
diklasifikasikan menjadi 2, dimana masing-masing proses terdiri dari tiga
tahap, yaitu tahap sintesa, recovery dan pemurnian Melamin serta pengolahan
gas buang.
Melamin adalah basa organik dengan rumus
kimia C3H6N6. Zat ini merupakan trimer
dari cyanida. Bersama dengan formaldehid Melamin digunakan untuk
memproduksi resin Melamin, plastik yang sangat tahan panas, dan busa Melamin,
produk polimer pembersih. Melamin merupakan metabolit dari cyromazine,
salah satu senyawa pestisida.
Sifat -
Sifat Urea dan Melamin
1.
Sifat
fisis Urea
Rumus
molekul :
NH2CONH2
Bobot
molekul :
60,06 g/mol
Titik
leleh :
140oC
Titik
didih :
195oC
Bentuk : Prill
Bulk
density :
0,74 g/cc
Spesific
gravity :
1,335 (solid) g/cc
2.
Sifat
kimia Urea
a.
Bereaksi dengan formaldehid membentuk
monometiloUrea dan dimetiloUrea tergantung dari perbandingan Urea dan
formaldehid.
b.
Pada tekanan vakum dan suhu 180 – 190oC akan
menyublim menjadi ammonium cyanat (NH4OCN).
c.
Pada tekanan tinggi dan adanya amoniak akan
berubah menjadi cyanic acid dan cynuric acid.
3 (NH2)2CO
→ 3 HOCN + 3 NH3
3 HOCN →
(NCOH)3
d.
Dalam amoniak cair akan membentuk Urea-amoniak
CO(NH2)2.NH2, yang terdekomposisi pada suhu diatas 45oC.
3.
Sifat
fisis Melamin
Rumus
molekul : C3N6H6
Bobot
molekul : 126,13 g/mol
Titik
leleh : 354oC
Panas
pembentukan (25oC) :
71,72 kJ/mol
Panas
pembakaran (25oC) :
-1976 kJ/mol
Densitas :
1,573 g/cm3
Kapasitas
panas (Cp)
a.
Pada 273 –353 K : 1470 J/kg K
b.
Pada 300 – 450 K : 1630 J/kg K
c.
Pada 300 – 550 K : 1720 J/kg K
Kelarutan
dalam suhu 300oC dalam gr/100 ml pada :
a.
Etanol :
0,06 g/100 cc
b.
Aceton :
0,03 g/100 cc
c.
Air :
0,5 g/100 cc
Entropi
(25oC) :
149 J/K mol
Energi
gibbs (25oC) :
177 kJ/mol
Entropi
pembentukan (25oC) :
-835 J/K mol
Temperatur
kritis :
905,56oC
Tekanan
kritis :
99,47 atm
4.
Sifat
kimia Melamin
a.
Hidrolisa dengan Basa
Jika
direaksikan dengan NaOH akan membentuk ammeline/ammelide.
b.
Pembentukan garam
Melamin
adalah basa lemah yang akan membentuk garam jika bereaksi dengan asam organik
maupun anorganik. Dimana kelarutan garam Melamin tidak terlalu tinggi jika
dibandingkan dengan Melamin bebas.
c.
Reaksi dengan aldehid
Melamin
bereaksi dengan aldehid membentuk bermacam-macam produk yang paling penting
adalah reaksi dengan formaldehid membentuk resin.
Me(NH2)3
+6 CH2O → Me(N(CH2OH)2)3
Me adalah
molekul Melamin dimana semua atom hidrogen yang ada pada Melamin diganti dengan
gugus methylol dan menghasilkan produk dari monomethylol sampai hexamethylol
Melamin. MethylolMelamin sedikit larut dalam sebagian besar solvent dan sangat
tidak stabil karena diikuti oleh reaksi resinifikasi/ kondensasi.
Reaksi:
MeNHCH2OH
+ H2N-Me → MeNHCH2NHMe + H2O
2 MeNHCH2OH
→ MeNHNH2OCH2NHMe + H2O
Pada
kondensasi Melamin produk mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap panas dan
air yang baik.
d.
Asilasi
Asilasi
Melamin dapat terjadi dengan sejumlah anhidrid melalui tahap triasil.
e.
Reaksi dengan amina
Substitusi
Melamin dengan gugus alkil pada atom H yang menempel pada gugus N dapat terjadi
seperti pada reaksi dibawah ini :
(C3N3)(NH2)3 +
RNH2 → NH3 + R(C3H3)(NH2)2
f.
Klorinasi
Klorinasi
Melamin yang terjadi cenderung mengganti semua atom hidrogen. Air yang
dihasilkan pada reaksi akan menghidrolisa menghasilkan nitrogen triklorida yang
berbahaya pada proses klorinasi, Melamin stabil ketika kondisinya kering.
Pemanfaatan
Melamin
Kegunaan Melamin diantaranya sebagai bahan
baku pembuatan Melamin resin, leather tanning, dan lain-lain. Berikut
beberapa sektor industri yang menggunakan bahan baku Melamin :
1.
Industri Adhesive
Merupakan
industri yang memproduksi adhesive untuk keperluan industri woodworking seperti
industri plywood, industri blackboard, industri particleboard.
2.
Industri Moulding
Merupakan
industri yang diantaranya menghasilkan alat keperluan rumah tangga.
3.
Industri Surface
Coating
Adalah
industri yang menghasilkan cat, tiner, dan dempul.
4.
Industri Laminasi
Industri
yang menghasilkan furniture. Selain itu Melamin juga banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan mainan anak-anak. Namun sekarang sudah jarang karena dianggap
berbahaya bagi anak–anak.
Bahaya
Melamin
Pada pembuatan Melamin, bahan formaldehid yang
digunakan cenderung tidak sebanding dengan jumlah fenol. Sehingga terjadi
residu, atau formaldehid di dalam senyawa Melamin dapat muncul kembali karena
adanya peristiwa yang dinamakan depolimerisasi (degradasi). Dalam
peristiwa itu, partikel-partikel formaldehid kembali muncul sebagai
monomer, yang bersifat racun.
Contoh kasus bahaya Melamin:
Di China dari 22 juta bayi sebanyak 300.000 di
antaranya keracunan susu bermelamin. Jumlah ini melonjak enam kali lipat di
banding laporan sebelumnya, yaitu hampir 50.000 bayi. Sebagian besar
menderita penyakit ringan karena hanya terdapat butiran seperti pasir atau
debu. Mereka ditangani dengan rawat jalan atau tidak tinggal di rumah sakit.
Sementara sebagian lainnya terdapat batu yang cukup besar sehingga mengganggu
aktivitas buang air dan harus menjalani perawatan di RS, demikian bunyi
pernyataan kementerian kesehatan China dalam situs resminya.
Penggunaan zat kimia ini pada proses pembuatan
susu dapat membantu meningkatkan kadar protein. Ini dikarenakan Melamin
mengandung nitrogen.
Klasifikasi
Proses Pembuatan Melamin
Klasifikasi tersebut antara lain:
1.
Proses
tekanan rendah dengan menggunakan katalis
Proses
tekanan rendah dengan katalis menggunakan reaktor fluidized bed pada
tekanan atmosferik sampai 1 MPa pada suhu 390 – 410oC. Sebagai fluidizing gas
digunakan amoniakk murni atau campuran antara amoniak dan karbondioksida yang
terbentuk selama reaksi.. Katalis yang digunakan yaitu silika dan alumina.
Melamin meninggalkan reaktor berupa gas bersama dengan fluidizing gas. Kemudian
dipisahkan dari amoniak dan karbondioksida dengan quenching gas atau
menggunakan air (yang diikuti dengan kristalisasi). Pada proses menggunakan
katalis, langkah pertama adalah dekomposisi Urea menjadi asam isocyanat dan
amoniak kemudian diubah menjadi Melamin. Ada 4 proses yang biasa digunakan pada
proses tekanan rendah, antara lain :
a.
Proses BASF (Badische Anilin and Soda Fabrik)
b.
Proses Chemie Linz
c.
Proses Stamicarbon
d.
Proses Osterreichische Stickstoffwerke (OSW)
2.
Proses
tekanan tinggi (≥8 MPa) tanpa menggunakan katalis
Reaksi
yang terjadi pada keadaan bertekanan tinggi dengan tekanan lebih dari 7 MPa dan
suhu yang digunakan lebih dari 370oC. Secara umum, lelehan Urea dimasukkan
dalam reaktor menjadi campuran lelehan Urea dan Melamin. Proses ini
menghasilkan Melamin dengan kemurnian >94 %. Panas yang dibutuhkan untuk
reaksi disuplai dengan electric heater atau sistem heat transfer dengan
menggunakan lelehan garam panas. Pada proses dengan tekanan tinggi dikenal 3
macam proses, anatara lain:
a.
Proses Melamin Chemical Process
b.
Proses Mont Edison
c.
Proses Nissan
Proses
Pembuatan
Proses pembuatan Melamin dengan bahan baku
Urea terbagi menjadi tiga tahap, antara lain :
1.
Tahap
Persiapan Bahan Baku
Bahan baku
Urea yang berwujud prill dengan kemurnian 99,3 % berat disimpan di
silo. Penyimpanan Urea pada suhu kamar dan tekanan 1 atm. Dari silo
penyimpanan, Urea prill diumpankan ke melter untuk
dilelehkan pada suhu 140oC dengan tekanan 1 atm. Pada kondisi ini Urea meleleh
dan kandungan airnya akan menguap. Lelehan Urea dari melter dipompa ke holding
tank, kemudian diuapkan dengan vaporizer. Gas Urea dimasukkan ke reaktor.
2.
Tahap
Reaksi
Gas Urea
pada suhu 140oC dimasukkan ke dalam reaktor fluidized bed dan
terdispersi kedalam partikel-partikel katalis yang terfluidisasi karena
aliran fluidizing gas dari bawah reaktor. Fluidizing gas berupa
campuran gas amoniak dan karbondioksida diperoleh dari off gas yang
dihasilkan dari hasil reaksi pembentukan Melamin yang diperoleh dari kondensor
2. Fluidizing gas dari kondensor 2 dialirkan menggunakan blower dipanaskan
dengan furnace sampai suhu 395oC, tekanan 2,2 atm, selanjutnya
digunakan sebagai fluidizing gas pada reaktor. Reaktor beroperasi
pada suhu 395oC, tekanan 2 atm, dan menggunakan katalis alumina, dimana reaksi
yang terjadi berlangsung secara endotermis. Kebutuhan panas reaksi disuplai
dari lelehan garam yang dialirkan melalui koil di dalam reaktor. Di dalam
reaktor terjadi penguraian Urea menjadi Melamin, amoniak dan karbondioksida. Konversi
yang diperoleh sebesar 95 % dan yield 95 %. Gas hasil reaksi keluar reaktor
pada suhu 395oC, tekanan 2 atm berupa campuran gas Melamin, amoniak,
karbondioksida, biuret dan Urea yang tidak bereaksi.
3.
Tahap
Separasi Produk
Gas hasil
reaksi keluar dari reaktor, kemudian didinginkan di heat exchanger sampai
suhu 373,45oC. Gas tersebut kemudian masuk ke kondensor 1 untuk memisahkan
Melamin dari gas hasil reaksi. Melamin cair dari kondensor 1 dialirkan ke Prilling
Tower untuk diubah menjadi fase padat. Melamin yang berubah fase sebanyak
100%, dengan kemurnian 99,9%. Kemudian disimpan dalam silo untuk selanjutnya
dilakukan packaging dan bagging, lalu disimpan di gudang dan
siap untuk dipasarkan. Gas yang keluar dari kondensor 1 diturunkan suhunya dengan heat
exchanger, kemudian masuk ke kondensor 2 untuk diambil Urea yang masih terbawa
aliran. Urea cair dari kondensor 2 direcycle ke melter. Gas
keluar kondensor 2 sebagian dipurging dan sebagian lagi dialirkan ke
reaktor sebagai media fluidisasi.
Alat –
alat yang digunakan dalam produksi Melamin:
a. Bucket Elevator
Untuk
mengangkut Urea prill ke sillo dan mengangkut Melamin prill ke silo.
b. Pompa
c. Melter
Untuk
melelehkan padatan Urea.
d. Reaktor
Sebagai
tempat terjadinya reaksi Urea menjadi Melamin, CO2, dan NH3. Jenis reaktor yang
digunakan adalah reaktor Fluidized Bed.
e. Heater and Cooler
f. Kondenser
Untuk
mengkondensasikan gas yang keluar setelah bereaksi.
g. Separator
Untuk
memisahkan gas dan cairan yang keluar dari kondenser 2.
h. Blower
Untuk
menaikkan tekanan gas keluar pada kondenser 2 dari tekanan 1 atm menjadi 2,2
atm.
i. Prilling Tower
Digunakan
untuk mengubah Melamin cair menjadi Melamin padatan prill.
j. Silo
Ada
beberapa silo yang digunakan. Ada yang digunakan untuk menyimpan bahan baku,
adapula yang digunakan untuk menyimpan produk Melamin.
k. Vaporizer
Untuk
menguapkan Urea sebelum masuk ke dalam reaktor.
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap
Melamin (Pengertian, Sejarah, Sifat Fisis dan Kimia, Pemanfaatan, Bahaya, dan
Klasifikasi Proses Pembuatan Melamin, serta Proses Pembuatan Melamin), kita
akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert