اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan
tentang Klasifikasi Sensor pada Mud Logging System. Sebelum
masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Didalam mud logging system ada
beberapa klasifikasi sensor, bisa pengukuran, Output rate
dan prinsif operasinya. Berdasarkan Prinsip kerjanya sensor dapat dibagi:
ANALOG
SENSOR
1.
Shut
In Casing Pressure (SICP)
Untuk
mengetahui tekanan pada casing, bila annular lubang bor ditutup, dideteksi
dengan sensor Tranducer jenis output 4 – 20mA, dimonitor
didalam kabin melalui monitor, recorder dan DPM. Data ini
digunakan terutama untuk menghitung Mud Weight kill well bila terjadi
gas kick/blow out.
2.
Pit
volume totalizer (PVT)
Untuk mengetahui
banyaknya lumpur dipermukaan (dalam tangki, baik tangki aktif maupun trip
tank), diukur dengan jenis sensor out put tegangan 0-5 volt dan
dimonitor di dalam kabin melalui monitor, recorder (grafik), DPM (digital)
dan dilengkapi dengan alarm yang dapat diset untuk batas atas dan batas
bawahnya.
Pada
waktu ada sirkulasi dari PVT ini bisa diketahui adanya pertambahan/pengurangan
lumpur (pertambahan, mungkin karena volume lumpur bertambah atau adanya influx dari
formasi ke lubang sumur, pengurangan bisa terjadi karena hilangnya lumpur di
permukaan, misal hilang di solids control atau hilang ke formasi).
Pada waktu trip (tidak ada sirkulasi), dari perubahan trip tank bisa
diperkirakan adanya fill up, influx atau hilang lumpur ke
formasi.
3.
Pump Strokes
(SPM)
Untuk
mengetahui jumlah stroke per menit dari pompa lumpur, yang
dideteksi dengan sensor jenis output pulsa (on/off), dimonitor dari
kabin melalui monitor, recorder, DPM dan stroke counter (total
jumlah stroke). Data ini biasanya berdampingan dengan data stand pipe
pressure, mud flow out dan pit volume total, karena keempatnya
mempunyai hubungan yang sangat erat dalam menganalisa kelainan/penyimpangan
dari operasi pemboran yang normal (adanya gejala problem pemboran). Sedangkan
jumlah stroke counter digunakan untuk menentukan lag time pengambilan
sampel serbuk bor.
4.
Mud
Density Sensor
Sensor ini
ada dua buah terpasang di possum belly untuk MW out dan di
pit aktif untuk MW in. cara kerja sensor ini berdasarkan
pengaruh lumpur terhadap membrane yang terpasang disensor dan diproses kedalam
bentuk satuan arus listrik(mA). Adapun parameter yang dihasilkan
yaitu: MW out dan in.
5.
Temperatur
Sensor
Sensor ini
ada dua terpasang di possum belly temp out dan pit aktif
untuk temp in. cara kerjanya berdasarkan pengaruh temp lumpur
terhadap sensor yang terpasang dan di proses dlam bentuk satuan
arus listik (mA).parameter yang dihasilkan yaitu temp out
dan in.
6.
Gas
Trap (Degasser)
Degasser dipasang
di possum belly. Prinsip kerjanya ini pada dasarnya mengaduk lumpur
dengan agitator agar gas dalam lumpur keluar dan dihisap oleh vacuum
pump untuk dianalisa oleh total gas Analyserchomatograph maupun co2
detector.
7.
Hook
Load Sensor
Sensor
hook load dipasang di pancake atau menggunakan fasalitas pada
rig hook load sensor dengan menambah T pada high pressure hose.
Prinsip kerjanya sensor sama dengan pressure Tranducer, yang mendapat
tekanan saat saat drilling line mendapat beban dan takanan akan
ditransfer engineering interface. Parameter yang
dihasilkan hook load, slip status, WOB, Bit Depth dan depth.
8.
Torque Sensor
Sensor
berupa press Tranducer 5000 psi dipasang di Drilling
console atau di “T” connector torque Top Drive, Prinsip kerja sensor
dengan pressure Tranducer yang mendapat tekanan saat pipa
di putar. Tekana tersebut akan ditransfer ke Engineering Interface sebagai
arus listrik (0 – 24 mA). Parameter yang dihasilkan adalah torque.
9.
Sensor
Flow In
Sensor
flow out dipasang di flow line. Prinsip kerja dengan
menggunakan potensiometer, potensiometer tersambung dengan
pedal, pedal akan naik turun bila ada aliran lumpur melewati flow line. Parameter yang
dihasilkan adalah Flow in dan Flow out.
10. Stand pipe pressure Sensor
Sensor
dipasang di stand pipe pressure, Prinsip kerjanya sama dengan pressure
Tranducer yang mendapat tekanan saat pemompaan melewati stand pipe. Parameter yang
dihasilkan yaitu stand pipe pressure (SSP).
DIGITAL SENSOR
1.
RPM
Sensor
Sensor
dan target dipasang di motor pengerak rantai pemutar Kelly terletak
didepan drilling console. Dekat dengan drawworks. Bila dengan Top
drive, ada fasilitas untuk RPM mud logging dengan
menggunakan connector 5 kaki. Prinsip kerjanya berdasarkan
system electromagnetic yang ditransfer kedalam arus listrik. Sensor
mengirimkan signal digital ke console jika didekati oleh
suatu target. Parameter yang dihasilkan yaitu RPM dan Dc-exp.
2.
SPM
Sensor
Sensor
pompa dipasang diatas liner pompa rig atau pada putaran yang
menggerakan pompa. Prinsip kerjanya berdasarkan system electromagnetic yang
ditransfer kedalam arus listrik. Sensor mengirimkan signal digital ke console jika
didekati oleh suatu target.
Adapun parameter yang
dihasilkan yaitu: SPM, Total stroke, down stroke, Lag Depth, Down Time,
Pump Rate, dan Hydrolika pemboran.
3.
Sensor
Depth ROP
Sensor
depth dipasang di drawwork yaitu diletakan diporos dari drawwork itu
sendiri. Cara kerjanya sensor ini adalah mengukur banyaknya putaran yang
dilakukan oleh drawwork melalui photoelectric induction. pengukuran
jarak pergerakan keatas dan kebawah dari hook height dapat diubah
dengan menggunakan metode perhitungan yang pasti. Adapun parameter yang
dihasilkan yaitu: depth, Bit Depth, ROP dan Hook position.
Demikian Artikel mengenai Klasifikasi Sensor
pada Mud Logging System, kita akhiri dengan
mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert