اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan membahas mengenai Penanganan Kick dan Blow Out
dengan Blow Out Preventer. Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Latar Belakang Kejadian
Dalam
pemboran Migas dan Geothermal pada kondisi normal diupayakan tekanan formasi
senantiasa lebih kecil dari tekanan hydrostatis kolom lumpur di dalam lubang
Sumur. Namun adakalanya kondisi yang terjadi adalah tekanan formasi lebih besar
dari tekanan hydrostatis lumpur sehingga menyebabkan terjadinya alian fluida
formasi masuk ke dalam lubang bor yang disebut “Kick”.
Apabila Kick
terjadi, sumur harus segera ditutup menggunakan Blowout Preventer (BOP)
sehingga aliran fluida formasi dapat dikontrol dan blowout (semburan liar)
dapat dihindari. Selanjutnya sumur harus dilakukan sirkulasi untuk mematikan
kick tersebut. Berikut adalah gejala-gejala terjadinya kick:
1.
Drilling
Break yaitu terjadinya perubahan kecepatan pemboran atau kecepatan menembus
lapisan bawah tanah (penetration rate) secara mencolok yang diikuti oleh
perubahan parameter bor seperti SPM pompa, tekanan pompa, WOB dll.
2.
Terjadi
kenaikan rotary torque.
3.
Perubahan
ukuran cutting dari kecil menjadi besar.
4.
Kenaikan
temperature fluida pemboran secara mencolok di flow line.
5.
Perubahan
sifat-sifat fluida pemboran (mud properties) secara mencolok.
6.
Gas cutting.
Sedangkan penyebab-penyebab terjadinya kick adalah sebagai berikut :
1.
Naiknya
tekanan formasi.
2.
Tekanan
hidrostatik kolom lumpur turun.
3.
Pengisian
lubang bor pada saat cabut rangkaian tidak dilakukan sesuai kebutuhan.
4.
Swab effect.
5.
Squeeze
effect
Penyebab
terjadinya Blow Out secara umum adalah :
1.
Peralatan
Blowout Preventer tidak dapat bekerja dengan baik pada saat dioperasikan
menutup sumur.
2.
Rig Crew
tidak melakukan operasi mematikan sumur (killing procedure) secara benar.
3.
Rig crew
tidak melakukan penutupan sumur sesuai prosedur yang benar.
Blowout biasanya diawali
dengan adanya “kick” yang merupakan intrusi fluida bertekanan tinggi kedalam
lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blow out bila tidak segera diatasi
Blowout prevention (BOP).
Analisa Kejadian
Blowout adalah
suatu peristiwa
mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam
sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa
dikontrol. Peristiwa ini bisa terjadi ketika tekanan hidrostatis lumpur pemboran
lebih kecil dari tekanan formasi.
Penyebab terjadinya
blowout yaitu ketika kick tidak dapat tertanggulangi, baik karena kick
datangnya terlalu cepat, atau karena operator yang terlalu lambat mengetahui,
atau kurang tepat dalam pemilihan BOP, atau tidak memperhatiakn hal-hal berikut
(Rated working pressure, Pemilihan dan pengaturan komponen, Variasi
penempatan, Diverter system, Ketinggian BOP Stack.) pada saat
perencanaan BOP stack, karena memang secara alamiah alamnya sangat
ganas, misalnya zona gas yang bertekanan sangat tinggi.
Selama ini Blowout
yang dikenal ada dua jenis, yaitu Surface Blowout (SBO) dan Underground Blowout
(UGBO), dimana SBO bila fluida keluar melalui lubang pemboran, sedangkan UGBO
bila keluar bukan dari lubang pemboran. Penanggulangan untuk SBO jauh lebih
mudah dan cepat, tidak jarang dapat dilakukan hanya dalam beberapa jam, namun
UGBO akan memerlukan waktu yang cukup lama, bisa mencapai berbulan-bulan.
Ketika
blowout akhirnya terjadi, maka kecenderungan pertama akan mengakibatkan SBO,
kemudian petugas biasanya akan dengan segera menutupkan Blow Out Preventer
(alat yang berfungsi sebagai penyekat di permukaan), kemudian dilakukan proses
Pressure Control untuk segera mengeluarkan fluida kick dengan cara memompakan
lumpur yang sesuai dan membuka valve sesuai prosedu.
Namun, adakalanya
ketika proses pressure control dilakukan ternyata kekuatan tekanan dari bawah
jauh melebihi kekuatan batuan ataupun casing di bagian atas, maka bisa terjadi
UGBO. Penyebab sampai terjadinya UGBO secara teknis, pertama, akibat
tekanan di dalam lubang sumur melampaui kekuatan formasi, pada saat
mengeluarkan kick. Baik kick yang disebabkan oleh formasi abnormal ataupun
akibat kecelakaan loss and kick. Cara penanggulangannya ialah hentikan
operasi, injeksikan lumpur berat yang sesuai, semen sebagian, dan pasang casing
string tambahan.
Penyebab UGBO
kedua, adanya gas yang mengalir di annulus di belakang casing setelah
penyemenan. Kerusakan yang terjadi biasanya sangat cepat dan ekstrim. Pilihan
pengendalian blowout sangat terbatas. Kehilangan sumur ataupun platform sudah
umum terjadi pada kasus ini.
Penanggulangan
Semburan liar (blow
out) adalah pristiwa mengalirnya cairan/fluida formasi dari dalam sumur secara
tidak terkendali. Kejadian ini diawali dengan masuknya fluida formasi kedalam
lubang bor, yang biasanya disebut Well Kick. Bila Well Kick tidak dapat diatasi
secara baik, maka dapat terjadi semburan liar. Dalam keadaan normal lubang bor
akan selalu penuh dengan lumpur yang memberikan tekanan hidrostatis kepada
formasi. Tekanan hidrostatis berfungsi untuk menahan tekanan formasi, agar
fluida formasi (influx) tidak masuk kedalam lubang bor. Setelah diketahui bahwa
terjadi well kick, maka sumur segera ditutp, dimana setelah persiapan cukup,
tahap selanjutnya adalah mematikan sumur. Ada 3 Metode mematikan sumur yaitu:
1.
Driller’s
Methode,
2.
Wait and
Weight Methode dan
3.
Concurent
Methode.
Untuk
keperluan Pencegahan Semburan Liar tersebut diperlukan suatu perlengkapan
khusus yang disebut Peralatan Pencegah Semburan Liar (Blowout Preventer
Equipments).
Blow out
preventer adalah peralatan yang diletakan tepat di atas permukaan sumur
yang digunakan untuk menutup sumur apabila terjadi kenaikan tekanan dasar sumur
yang tiba-tiba dan berbahaya selama dalam operasi pemboran. Walaupun blow
out didahului dengan kick, dan kick dideteksi (ada
indikasinya) tetapi jika alat pengcegah smburan liar tidak lengkap dan tidak
berfungsi dengan baik, maka proses mencegah (menutup BOP) kick atau
semburan liar akan gagal.
Saat pemasangan
semua peralatan yang ada di BOP itu harus benar- benar di perhatikan dan pada
saat pemasangan BOP juga ada kendala- kendala yang sering terjadi di antaranya:
1.
Luas ruang
kerja pemasangan BOP kurang mencukupi atau sempit.
2.
Posisi
rangkaian BOP.
Posisi botton flange yang tidak sempurna atau miring pada
casing, botton flange yang miring bisa di lihat dengan bantuan alat water pass.
Posisi sangat penting karena jika posisi botton flange miring maka akan
mempengaruhi bagian BOP yang lain. Jika posisi botton flange sudah tepat maka
akan di lakukan pengelasan untuk melekatkan dasar casing.
3.
Pengelasan
bagian BOP yang tidak sempurna.
Pengelasan yang tidak sempurna akan menyebabkan kebocoran
pada BOP dan membuat kinerja dari BOP tidak bekerja dengan maksimal.
Agar
peralatan- peralatan pencegahan semburan liar bisa dalam kondisi yang selalu
baik dan siap pakai, maka harus di lakukan:
1.
BOP harus
selalu di periksa atau di test
2.
Tekanan
accumulator harus selalu di periksa
Sebelum BOP
siap untuk di gunakan ada beberapa proses yang harus di lakukan, salah satunya
adalah dengan cara melakukan pengujian. Yaitu, pengujian Annular Preventer dan
Pengujian Blind Ram.
Langkah-langkah
penutupan sumur saat terjadi kick yang di sertai H2S, yang ditandai lampu alarm
menyala (5 ppm) dan bunyi alarm (10 ppm) dari H2S unit.
1.
Saat Sedang Bocor (Kondisi) aliran balik normal
a.
Angkat string sampai
posisi tool join di atas rotary table.
b.
Stop string.
c.
Stop pompa.
d.
Tutup BOP.
e.
Gunkaan (breating
aparatus/skapak).
f.
Hidupkan bug
blower di rig foor, shale shaker dan cellar.
g.
Periksa
apakah ada kebocoran sumur.
h.
Tunggu
instruksi selanjutnya dari company man dan rig superitendent.
2.
Saat Bor Formasi (Kondisi Loss)
a.
Pompa dan
angin selalu dalam keadaan jalan.
b.
Gunakan work
unit (breating aparatus/skapak).
c.
Angkat string sampai
posisi tool join diatas rotary table.
d.
Tutup BOP.
e.
Hidupkan bug
blower di rig floor, shale shaker dan cellar.
f.
Periksa
tekanan sumur dan periksa apakah ada kebocorann.
g.
Tunggu
instruksi selanjutnya dari company man dan rig superintendent.
3.
Saat kondisi cabut/masuk String (Lubang Tidak Loss)
a.
stop kegiatan
cabut/masuk rangkaian.
b.
Gunakan work
unit (breating aparatus/skapak) untuk semua personil
yang berada di rig floor dan derrick.
c.
Posisikan
tool joint drill pipe diatas rotarytable.
d.
Tutip BOP,
koneksi rangakaian ke top drive.
e.
Hidupkan bug
blower di rig floor, shale shaker dan cellar.
f.
Periksa
apakah ada kebocoran sumur.
g.
Tunggu
instruksi selanjutnya dari company man dan rig superintendent.
Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan tentang penjelasdan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1.
Blow out
preventer system sangat diperlukan dalam operasi pemboran untuk mencegah jika
sewaktu-waktu terjadi kick.
2.
Faktor utama
yang penting adalah sangat diperhatikannya lumpur pemboran, pengamatan dan
perhitungan terus menerus harus dilakukan pada saat operasi pemboran untuk
mengetahui ada tidaknya tanda-tanda kick.
3.
Kick
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan selama operasi pemboran
berlangsung. Hal tersebut dilakukan karena kick merupakan indikasi untuk
terjadinya blow out, maka dari itu bila kick terjadi maka kita sudah harus
bersiap diri seperti menghitung tekanan pada casing head, tekanan pada choke
manifold, tekanan pompa lumpur, kelebihan volume lumpur di mud pit, dan yang
terpenting pengendalian tekanan dengan menyiapkan BOP.
4.
Ada 3 Metode
mematikan sumur yang dapat digunakan yaitu: Driller’s Methode, Wait and Weight
Methode dan Concurent Methode.
5.
Pada
perencanaan BOP Stack, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain
adalah sebagai berikut:
a.
Kekuatan
penahanan tekanan
b.
Ketinggian
BOP Stack
c.
Pemilihan dan
pengaturan komponen
d.
Variasi
penempatan
e.
Diverter
system
f.
Rated working
pressure
6.
Agar peralatan-
peralatan pencegahan semburan liar dapat dalam kondisi yang selalu baik dan
siap pakai, maka harus di lakukan:
a.
BOP harus
selalu di periksa atau di test
b.
Tekanan
accumulator harus selalu di periksa
Demikian Artikel mengenai Penanganan Kick dan Blow Out dengan Blow Out Preventer
(BOP), kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert