اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan
menjelaskan mengenai Operasi Penyemenan (Cementing)
meliputi Primary & Secondary Cementing, Klasifikasi dan Sifat-sifat Semen. Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحيمِ “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Pada umumnya Operasi Penyemenan bertujuan
untuk melekatkan Casing pada dinding lubang Sumur, melindungi Casing dari
masalah-masalah mekanis sewaktu opersai pemboran (Seperti Getaran), melindungi Casing dari
Fluida Formasi yang bersifat korosi dan untuk memisahkan Zona yang satu
terhadap Zona yang lain di belakang Casing.
Umumnya, dibagi menjadi dua, yaitu Primary
Cementing (Penyemenan utama) dan Secondary Cementing (Penyemenan
Kedua atau Penyemenan perbaikan).
Primary Cementing adalah penyemenan pertama
kali yang dilakukan setelah Casing diturunkan ke dalam Sumur.
Sedangkan Secondary Cementing adalah penyemenan ulang untuk
menyempurnakan primary cementing atau memperbaiki penyemenan yang rusak.
PRIMARY
CEMENTING
Pada Primary Cementing, penyemenan Casing pada
dinding lubang Sumur dipengaruhi oleh jenis Casing yang akan disemen.
Penyemenan Conductor Casing bertujuan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi Fluida pemboran dengan Formasi.
Penyemenan Surface Casing bertujuan untuk
melindungi air tanah agar tidak tercemar dari Fluida pemboran, memperkuat
dudukan surface Casing sebagai tempat dipasangnya alat BOP (Blow Out
Preventer), untuk menahan beban Casing yang terdapat di bawahnya, dan
untuk mencegah terjadinya aliran Fluida pemboran atau Fluida Formasi yang akan
melalui surface Casing.
Penyemenan Intermediate Casing bertujuan
untuk menutup tekanan Formasi abnormal atau mengisolasi daerah Lost
Circulation.
Penyemenan Production Casing bertujuan
untuk mencegah terjadinya aliran antar Formasi ataupun aliran Fluida Formasi
yang tidak diinginkan, yang akan memasuki Sumur, untuk mengisolasi Zona
produktif yang akan diproduksikan Fluida Formasi (Perforated Completion), dan
juga untuk mencegah terjadinya korosi pada Casing yang disebabkan
oleh material-material Korosif.
SECONDARY
CEMENTING
Apabila didapati kurang sempurnanya atau ada
kerusakan pada Primary Cementing, maka dilakukanlah Secondary
Cementing. Secondary Cementing dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.
Squeeze
Cementing
Pada
tahap ini bertujuan untuk:
a.
Mengurangi Water-Oil Ratio, Water- Gas
Ratio atau Gas-Oil Ratio.
b.
Menutup Formasi yang sudah tidak produktif lagi.
c.
Menutup Zona Lost Circulation.
d.
Memperbaiki kebocoran yang terjadi di Casing.
e.
Memperbaiki Primary Cementing yang
kurang memuaskan
2.
Re
– Cementing
Dilakukan
untuk menyempurnakan primary cementing yang gagal dan untuk memperluas
perlindungan Casing di atas top semen.
3.
Plug –
Back Cementing
Penyemenan
ini bertujuan untuk:
a.
Menutup atau meninggalkan Sumur (Abandonment
Well)
b.
Melakukan Directional Drilling sebagai
landasan Whipstock, yang dikarenakan adanya perbedaan Compressive
Strength antara semen dan Formasi maka akan mengakibatkan bit berubah
arahnya.
c.
Menutup Zona air di bawah Zona minyak agar Water-Oil
Ratio berkurang pada Open Hole Completion.
KLASIFIKASI
SEMEN
API mengklasifikasikan semen berdasarkan kelas,
maksudnya guna mempermudah pemilihan dan penggolongan semen yang akan digunakan.
Pengklasifikasian semen ini didasarkan atas:
1.
Kedalaman Sumur.
2.
Tekanan dan Temperatur dasar Sumur.
3.
Kandungan yang terdapat pada Fluida Formasi (Misalnya Sulfat
dll).
Kelas A
Digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft, semen
ini terdapat dalam Tipe Biasa (Ordinary Type), mirip dengan
semen ASTM (American Standart Testing Material) C-150 type 1.
Kelas B
Digunakan pada kedalaman 0 sampai 6000 ft, tahan
terhadap kandungan Sulfat menengah dan tinggi.
Kelas C
Digunakan dari kedalaman 0 sampai 6000 ft,
mempunyai sifat High-Early Strength (Proses Pengerasan Cepat). Semen
ini tersedia dalam jenis moderat dan High Sulfate Resistant.
Kelas D
Digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 12000 ft,
untuk kondisi Sumur yang mempunyai Tekanan dan Temperatur tinggi.
Kelas E
Digunakan untuk kedalaman dari 6000 ft sampai 14000
ft, untuk kondisi Sumur yang mempunyai Tekanan dan Temperatur tinggi.
Kelas F
Digunakan dari kedalaman 10000 ft sampai 14000 ft,
untuk kondisi Sumur yang mempunyai Tekanan dan Temperatur tinggi.
Tersedia dalam jenis High Sulfate Resistent.
Kelas G
Digunakan pada kedalaman 0 ft sampai 8000 ft,
merupakan semen dasar. Bila ditambahkan Retarder semen ini dapat digunakan
untuk Sumur yang dalam dan range Temperatur yang cukup besar.
Kelas H
Semen kelas ini digunakan dari kedalaman 0 ft
sampai 8000 ft, ini juga merupakan semen dasar. Apabila ditambahkan Accelerator dan Retarder dapat
digunakan pada range kedalaman dan Temperatur yang besar.
SIFAT-SIFAT
SEMEN
1.
Densitas
Densitas
Suspensi Semen didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah berat
bubuk semen, air pencampur dan additif terhadap jumlah volume bubuk semen, air
pencampur dan additif.
Dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana:
Dbs
= Densitas Suspensi Semen
Gbk
= Berat Bubuk Semen
Gw
= Berat Air
Ga = Berat
Additif
Vbk
= Volume Bubuk Semen
Vw
= Volume Air
Va =
Volume Additive
2.
Thickening Time dan Viskositas
Thickening
Time adalah waktu yang diperlukan suspensi semen untuk mencapai Konsistensi
sebesar 100 Uc (Unit Of Consistency). Konsistensi sebesar 100Uc merupakan
batasan bagi suspensi semen masih dapat di pompa lagi. Dalam penyemenan,
sebenarnya yang dimaksud dengan Konsistensi adalah Viskositas.
3.
Filtration
Loss
Filtration
Loss adalah peristiwa hilangnya cairan dari suspensi semen ke dalam
Formasi permeabel yang dilaluinya. Cairan ini sering disebut dengan filtrat.
Apabila Filtrat yang hilang terlalu banyak maka akan menyebabkan suspensi semen
kekurangan air. Kejadian ini disebut dengan Flash Set.
4.
Water
Cement Ratio (WCR)
Water
Cement Ratio (WCR) adalah perbandingan air yang dicampur terhadap bubuk
semen sewaktu suspensi semen dibuat. Jumlah air yang dicampur tidak boleh lebih
atau kurang, karena akan mempengaruhi baik-buruknya ikatan semen nantinya.
5.
Waiting
On Cement (WOC)
Waiting
On Cement (WOC) atau waktu menunggu pengerasan suspensi semen adalah waktu
yang dihitung saat Wipper Plug diturunkan sampai kemudian Plug dibor
kembali untuk operasi selanjutnya.
6.
Permeabilitas
Permeabilitas
diukur pada semen yang mengeras dan hampir sama dengan permeabilitas pada
batuan Formasi yang berarti sebagai kemampuan untuk mengalirkan Fluida.
Dimana:
k =
permeabilitas, md
Q
= laju alir, ml/s
µ
= viscositas air, cp
L
= panjang sampel, cm
A
= luas permukaan sampel, cm2
∆P
= perbedaan tekanan, psi
7.
Compresive Strength dan Shear
Strength
Compresive
Strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan Tekanan-tekanan
yang berasal dari Formasi maupun dari Casing, sedangkan Shear
Strength didefinisikan sebagai kekuatan semen dalam menahan berat Casing.
Demikian Artikel mengenai Operasi Penyemenan
(Cementing) - Primary & Secondary Cementing, Klasifikasi dan
Sifat-sifat Semen, kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : اَ الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert