اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan
tentang Penjelasan Lengkap Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di
Indonesia, Peranan Analisis Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan
Estimasi Earning Per Share Industri). Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir
rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar
Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
Analisis industri biasanya dilakukan setelah
melakukan analis ekonomi. Dalam analisis industri seorang investor mencoba
untuk memperbandingkan kinerja dari berbagai industri, untuk dapat mengetahui
jenis industri yang memberikan prospek paling bagus dalam masa yang telah
ditentukan. Setelah dilakukan analisis industri akan didapatkan informasi
mengenai kelompok industri yang akan dibentuk dan diyakini akan memberikan
peluang yang paling menjanjikan. Pemahaman kita mengenai industri atau
sekelompok industri seperti industri tekstil, industri bahan makanan, dan
mungkin juga industri jasa seperti perbankan, industri jasa transportasi,
industri jasa konsultansi dan lain sebagainya. Dari pemahaman berbagai macam
jenis industri tersebut perlu diklasifikasikan dengan tepat dan sesuai.
Pengelompokan industri di Indonesia dilakukan berdasarkan standar klasifikasi
industri yang telah ditentukan. Di Indonesia standar yang banyak dipakai untuk
mengelompokkan industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ) adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classification
(JASICA). Contoh klasifikasi industri JASICA adalah sebagai berikut:
KLASIFIKASI
INDUSTRI DI INDONESIA
1.
Pertanian
a.
Pertanian
b.
Perkebunan
c.
Peternakan
d.
Perikanan
e.
Kehutanan
f.
Lain-lain belum terklasifikasi
2.
Pertambangan
a.
Pertambangan batubara
b.
Pertambangan minyak dan gas bumi
c.
Pertambangan logam dan mineral lainnya
d.
Penggalian batu atau tanah
e.
Lain-lain belum terklasifikasi
3.
Industri
Dasar dan Kimia
a.
Semen
b.
Keramik, gelas, dan porselen
c.
Produk logam dan sejenisnya
d.
Kimia
e.
Plastik
f.
Pakan Ternak
g.
Industri kayu dan pengolahannya
h.
Pulp dan kertas
i.
Lain-lain yang belum terklasifikasi
4.
Aneka
Industri
a.
Mesin dan alat berat
b.
Otomotif dan komponennya
c.
Tekstil dan garmen
d.
Alas kaki
e.
Kabel
f.
Elektronik
g.
Lain-lain belum terklasifikasi
5.
Industri
Barang Konsumsi
a.
Makanan dan minuman
b.
Industri tembakau
c.
Farmasi
d.
Kosmetik dan barang keperluan rumah tangga
e.
Lain-lain belum terklasifikasi
6.
Konstruksi,
Properti dan Real Estate
a.
Konstruksi
b.
Properti dan real estate
c.
Lain-lain belum terklasifikasi
7.
Infrastruktur,
Utilitas, dan Transportasi
a.
Energi
b.
Jalan tol, bandara, pelabuhan dan sejenisnya
c.
Telekomunikasi
d.
Transportasi
e.
Lain-lain belum terklasifikasi
8.
Keuangan
a.
Bank
b.
Lembaga Pembiayaan
c.
Perusahaan efek
d.
Asuransi
e.
Reksadana
f.
Lain-lain belum terklasifikasi
9.
Perdagangan
dan Jasa
a.
Perdagangan besar barang industri
b.
Perdagangan besar barang konsumsi
c.
Perdagangan eceran
d.
Hotel dan restoran
e.
Pariwisata dan hiburan
f.
Periklanan dan media masa
g.
Jasa komputer dan perangkatnya
h.
Lain-lain belum terklasifikasi
(Sumber: Laporan mingguan BEJ, 1997)
PERANAN
ANALISIS INDUSTRI
Sebagai alat yang dapat mengidentifikasi
peluang-peluang investasi dalam industri maka akan membantu investor dalam
menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan di kemudian hari. Hal
ini dikarenakan dalam analisis industri akan memberikan informasi mengenai
karakteristik-karakteristik resiko dan return mengenai berbagai macam industri.
Pada era ini masing-masing industri bersaing dan
berkompetisi secara ketat dalam pencarian keuntungan yang ingin dimiliki.
Masing-masing industri harus siap untuk mengembangkan keuntungan kompetitif
yang dimiliki. Dalam persaingan tersebut terdapat hal-hal yang saling
berhubungan yaitu:
1.
Struktur industri yang kompetitif seperti apa
yang bisa diperoleh
2.
Bagaimana unit usaha memanfaatkan struktur
industri kompetitif
3.
Apa yang menjadi dasar keuntungan kompetitif
unit usaha tersebut
Menurut Poter, terdapat lima kumpulan kekuatan
bersaing sebagai berikut:
1.
Intensitas Persaingan Diantara Pesaing yang ada.
Faktor yang mempengaruhinya adalah:
a.
Pertumbuhan industri
b.
Perbedaan produk
c.
Jumlah pesaing dan perbedaan pesaing
d.
Tingkat biaya tetap
e.
Kapasitas yang berlebih
f.
Hambatan dari luar
2.
Kekuatan pembeli dalam menawar, faktor yang
mempengaruhi adalah:
a.
Jumlah pembeli
b.
Biaya “switching” pembeli
c.
Kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan ke
belakang
d.
Pengaruh produk unit usaha atas total biaya yang
dikeluarkan pembeli
e.
Pengaruh produk unit usaha atas kualitas produk
yang dipilih pembeli
f.
Signifikansi volume unit usaha terhadap pembeli
3.
Kekuatan Pemasok dalam menawar, faktor yang
mempengaruhi adalah:
a.
Jumlah pemasok
b.
Kemampuan pemasok untuk mengintegrasikan ke
depan
c.
Adanya input substitusi
d.
Pentingnya volume unit usaha pemasok
4.
Ancaman dari produk pengganti, faktor yang
mempengaruhi adalah:
a.
Hari relatif dari pengganti
b.
Biaya “switching” pembeli
c.
Keinginan pembeli untuk mensubstitusi
5.
Ancaman dari pesaing baru, faktor yang
mempengaruhi adalah:
a.
Kebutuhan modal
b.
Akses ke jaringan distribusi
c.
Skala ekonomi
d.
Diferensiasi produk
e.
Kompleksitas teknologi dari produk ataupun
proses produk sendiri
f.
Tindakan balasan dari usaha yang ada
g.
Kebijakan pemerintah.
Dari lima kumpulan kekuatan bersaing tersebut
terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan lima analisis industri, yaitu:
1.
Semakin besar kekuatan lima faktor di atas,
tingkat keuntungan yang diperoleh semakin rendah
2.
Ketergantungan terhadap lima faktor di atas
masing-masing unit usaha berbeda
3.
Pemahaman terhadap sifat kekuatan di atas akan
membantu dalam merumuskan strategi
Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis
industri didokumentasikan oleh Reilly dan Brown (1997) dengan kesimpulan:
1.
Studi mengenai kinerja tahunan industri,
menunjukkan industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda. Hasil
penelitian menunjukkan analisis industri penting dan perlu dilakukan untuk
mengetahui perbedaan kinerja antar industri untuk membantu investor
mengidentifikasi peluang-peluang yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.
2.
Tingkat return masing-masing industri berbeda
setiap periodenya. Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa return
industri untuk periode yang akan datang tidak dapat diestimasi hanya dengan
menggunakan data return tahun lalu, tetapi harus ditambah dengan data-data lain
yang relevan untuk mengestimasi return industri periode mendatang.
3.
Tingkat return perusahaan sejenis cukup beragam.
Hal ini menunjukkan analisis industri perlu diikuti dengan analisis perusahaan.
4.
Tingkat resiko berbagai industri juga beragam
sehingga analisis dan investor perlu mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor
resiko yang relevan untuk suatu industri tertentu seperti hal yang sama
dilakukan untuk estimasi return.
5.
Tingkat resiko suatu industri relatif stabil
sepanjang waktu sehingga analisis resiko berdasarkan data historis dapat
digunakan untuk mengestimasi resiko industri di masa yang akan datang.
Informasi umum yang dapat diambil dari hasil
penelitian di atas adalah pentingnya analisis industri untuk meminimalkan
resiko atau menidentifikasi industri yang mempunyai prospek menguntungkan.
ESTIMASI
TINGKAT KEUNTUNGAN INDUSTRI
Analisis Industri sebagai bagian dari analisis
fundamental dalam perusahaan harus mempunyai informasi mengenai return
yang diharapkan dari suatu industri yang akan dianalisis. Hal ini bertujuan
untuk menentukan berapa return yang diharapkan dan juga mempunyai informasi
mengenai perusahaan yang mempunyai prospek terbaik tempat untuk berinvestasi.
Informasi umum yang ingin diketahui oleh seorang
investor adalah:
1.
Earning
per Share (EPS)
EPS
= Keuntungan Bersih / Jumlah Saham Beredar
Rasio
ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan. Biasanya nilai
ini akan dibandingkan dengan nilai pada kuartal yang sama pada tahun sebelumnya
untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan perusahaan. Dari perhitungan
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan kenaikan atau penurunan harga
saham suatu perusahaan di bursa saham.
2.
Price
Earning Rasio (P/E)
P/E
= Harga saham / EPS
Dengan
rasio ini kita dapat membandingkan suatu perusahaan dengan P/E ratio rata-rata
dari perusahaan dalam kelompok perusahaan sejenis.
Jika
hasil kedua ratio tersebut dikalikan maka akan muncul nilai akhir yang
diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). Untuk
menentukan tingkat return yang diharapkan suatu industri kita membagi nilai
akhir yang diharapkan dari suatu industri ditambah deviden yang diharapkan dari
industri, dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Dari
informasi tersebut ditentukan industri yang layak untuk dijadikan pilihan untuk
berinvestasi. Seorang investor pasti akan memilih industri yang mampu
memberikan return yang paling besar untuk menginvestasikan modalnya.
ESTIMASI
EARNING PER SHARE INDUSTRI
Dapat dilakukan dengan tiga teknik pendekatan
yaitu:
1.
Prakiraan
Penjualan dan Daur Hidup Industri
Dalam
tahapan ini dapat diestimasi besarnya penjualan suatu industri yang diawali
tahap:
a. Tahap Permulaan, sebagai awal
perkembangan industri pertumbuhan penjualan sangat kecil, dengan tingkat biaya
yang sangat besar untuk promosi dan biaya pengembangan produk yang diyakini
mempunyai prospek baik untuk masa depan.
b. Tahap Pertumbuhan, setelah dikenalnya
produk oleh masyarakat maka pertumbuhan penjualan akan cepat dengan banyaknya
permintaan pada industri yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan akan tinggi.
Hal ini diprediksi karena persaingan untuk produk tersebut belum ketat.
Pertumbuhan ekonomi pada tahap ini cenderung lebih besar.
c. Tahap Kedewasaan, mulai munculnya
persaingan maka penjualan akan menurun. Dampaknya keuntungan perusahaan akan
menuju pada tingkat keuntungan yang normal. Pertumbuhan industri ekonomi
sedikit lebih besar dari pertumbuhan ekonomi secara umum.
d. Tahap Stabil, merupakan tahap yang
paling panjang dalam daur hidup industri. Pertumbuhan industri cenderung sama
dengan pertumbuhan ekonomi secara umum di mana industri tersebut berada.
Meskipun penjualan terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan
penjualan masing-masing perusahaan secara individual dalam suatu industri akan
berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung kemampuan manajerial dari
masing-masing perusahaan.
e. Tahap Penurunan, tingkat penjualan dan
keuntungan industri semakin menurun. Pada tahap ini biasanya investor mulai
mencari alternatif industri lain yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri
pada tahap ini akan jauh di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
2.
Prakiraan
Penjualan dan Analisis Input-Output
Merupakan
cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu industri di
masa yang akan datang dengan mengidentifikasi pemasok (supplier) dan konsumen
(demand) dari suatu industri. Dengan analisis ini kita dapat mengestimasi
permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok untuk menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan dalam suati industri, yang nantinya akan
digunakan untuk memprediksi tingkat penjualan dan keuntungan suatu industri di
masa depan.
3.
Prakiraan
Penjualan dan Hubungan Industri dengan Ekonomi
Teknik
dilakukan dengan cara membandingkan tingkat penjualan industri dengan kondisi
perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan jasa yang
diproduksi oleh industri tersebut. Dengan asumsi bahwa kondisi perekonomian di
mana industri tersebut beroperasi akan terkait dengan penjualan dan keuntungan
suatu industri.
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap
Analisis Industrial (Klasifikasi Industri di Indonesia, Peranan Analisis
Industri, Estimasi Tingkat Keuntungan Industri, dan Estimasi Earning Per Share
Industri), kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil
’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert