اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan
Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini,
serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ
العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta
Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina
Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari
zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas
perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti
saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan secara lengkap
tentang Biomassa (Karekteristik, Komposisi, Proses Terbentuk, Energi, Konversi
Energi, dan Manfaat Biomassa). Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir
rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar
Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
BIOMASSA
Secara umum
biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung
maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah
yang besar. “Secara tidak langsung” mengacu pada produk yang diperoleh melalui
peternakan dan industri makanan. Biomassa disebut juga sebagai “fitomassa” dan
seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh
dari hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman,
daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah residu
dan proses industri, limbah dan kotoran hewan. Tanaman energi yang membuat
perkebunan energi skala besar akan menjadi salah satu biomassa yang menjanjikan
walaupun belum dikomersialkan pada saat ini.
KARAKTERISTIK BIOMASSA
Menjelang abad
ke-19, biomassa dalam bentuk kayu bakar dan arang merupakan sumber utama energi
namun ia telah digantikan oleh batubara dan minyak pada abad ke-20. Akan
tetapi, pada abad ke-21, biomassa telah menunjukkan pertanda ia akan muncul
kembali dikarenakan memiliki karakteristik sebagai berikut: terbarukan, dapat
disimpan dan diganti, melimpah dan merupakan netral karbon.
KOMPOSISI
BIOMASSA
Ada berbagai jenis
biomassa dan komposisinya juga beragam. Beberapa komponen utama adalah
selulosa, hemiselulosa, lignin, pati, dan protein. Pohon biasanya mengandung
selulosa, hemiselulosa dan lignin seperti tanaman herba meskipun persen
komponennya berbeda satu sama lain. Jenis biomassa yang berbeda memiliki
komponen yang berbeda, misalnya gandum memiliki kadar pati yang tinggi, sedangkan
limbah peternakan memiliki kadar protein yang tinggi. Karena komponen ini
memiliki struktur kimia yang berbeda, maka reaktivitasnya juga berbeda. Dari
segi penggunaan energi, biomassa berlignoselulosa yang terutama mengandung
selulosa dan lignin seperti pohon berada dalam jumlah yang banyak dan mempunyai
potensi yang tinggi.
PROSES
TERBENTUKNYA BIOMASSA
Tanaman menyerap
energi dari matahari. Melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan air dan
unsur hara dari dalam tanah serta CO2 dari atmosfer akan
menghasilkan bahan organik untuk memperkuat jaringan dan membentuk daun, bunga
atau buah. Sementara itu karena tidak mampu berfotosintesa sendiri, hewan
memanfaatkan energi yang telah berubah bentuk menjadi daun, rumput atau yang
lain dari bagian tumbuhan secara langsung untuk hidupnya. Sedangkan secara
tidak langsung, misalnya hewan karnifora, prinsipnya tetap memanfaatkan energi
yang telah berubah bentuk menjadi daging pada hewan lain. Inilah yang menjadi
bahan dasar biomasa. Saat biomasa diubah menjadi energi, CO2 yang
akan dilepaskan ke atmosfer. Siklus CO2 akan menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan yang dihasilkan dari pembakaran minyak bumi atau gas alam.
Ini berarti CO2 yang dihasilkan tersebut tidak memiliki efek
terhadap kesetimbangan CO2 di atmosfer. Kelebihan ini yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung terciptanya energi yang berkelanjutan.
ENERGI
BIOMASSA
Biomasa dapat
diambil dari bahan tanaman yang berupa limbah pertanian, limbah industri
pengolahan kayu atau dari tanaman yang memang ditanam secara khusus untuk
menghasilkan energi bagi mesin bakar. Di samping itu dapat juga dimanfaatkan
limbah peternakan dan limbah rumah tangga. Dari kedua jenis bahan penyusun
biomassa tersebut dapat dua bagian besar yaitu, biomasa kering (limbah kayu, jerami
atau sekam) dan biomassa basah (kotoran ternak dan sampah rumah tangga).
1.
Biomassa Basah
Berupa
kotoran ternak atau sampah rumah tangga perlu diubah terlebih dahulu melalui
proses anaerobik untuk menghasilkan gas metana yang dapat digunakan untuk
menggerakkan generator listrik. Proses ini lebih dikenal dengan nama Biogas.
Umumnya biogas lebih banyak menggunakan kotoran ternak. Di dalam biomassa basah
terdapat penggunaan gas metana. Gas metana tersebut dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik dengan dua cara yaitu, untuk menggerakkan mesin bakar
internal atau untuk menggerakkan turbin gas sebagai penghasil tenaga gerak
untuk generator. Selanjutnya generator tersebut yang akan menghasilkan energi
listrik. Motor bakar internal (MBI) yang digunakan pada prinsipnya sama dengan
yang digunakan untuk MBI bensin dan solar. MBI gas ini cukup efisien untuk
menghasilkan listrik sampai dengan 100 kW. Sedangkan untuk menghasilkan tenaga
listrik yang lebih besar lagi dapat digunakan turbin gas.
2.
Biomassa Kering
Dapat
diperoleh dari bahan tanaman yang berasal dari hutan atau areal pertanian. Dari
hutan biasanya hanya kayu yang dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai
bahan baku bubur kertas, pertukangan atau kayu bakar. Peluang kayu untuk
bioenergi baik selama masih di hutan maupun setelah masuk industri cukup besar.
Pemanfaatan kayu yang ditebang untuk bahan baku kertas/pertukangan hanya
sekitar 50% saja. Energi yang digunakan untuk menghasilkan listrik diperoleh
dari panas yang dihasilkan dari pembakaran biomasa kering.
Panas
yang dihasilkan tersebut digunakan untuk memanaskan air sehingga setelah terbentuk
uap panas maka uap panas tersebut dapat dialirkan untuk menggerakkan
baling-baling dalam turbin uap. Yang harus dihindari adalah terjadinya
pembakaran yang tidak sempurna karena dalam proses pembakaran yang tidak
sempurna akan dihasilkan gas karbon monoksida (CO) yang berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan. Sebagai gambaran, kotoran 2 ekor sapi membutuhkan
ruang sebesar 3 m3 untuk diubah menjadi biogas. Dari sini akan dihasilkan
kurang lebih 1 m3 biogas yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik
sekitar 450 watt jam. Listrik yang dihasilkan dengan menggunakan biomasa akan
berharga lebih mahal dibandingka harga listrik PLN. Akan tetapi ini akan
menguntungkan untuk daerah-daerah, karena kondisi geografis atau yang lain,
tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN .
3.
Biomassa Kayu
Industri
kehutanan menyediakan bahan biomassa kayu sebagai hasil samping sisa kayu dan
juga sebagai produk utama yang ditebang dari pohon-pohon dan hutan. Pohon-pohon
yang ditebang ini bisa digunakan sebagai bahan energi biomassa, karena ia tidak
memiliki nilai komersial dan seringkali dibiarkan setelah operasi penebangan.
Sisa-sisa ini digunakan sebagai sumber energi biomassa modern dan juga
tradisional di berbagai negara. Bahan bakar kayu meliputi 53% dari jumlah kayu
yang diproduksi di dunia. Namun, bahan bakar kayu hanya mencakup beberapa
persen di kebanyakan negara industri pada masa ini, meskipun negara industri
pernah bergantung sepenuhnya pada bahan bakar kayu hingga tahun 1960-an. Di
Jepang, hutan kayu keras yang terletak dekat komunitas pedesaan telah digunakan
sebagai sumber daya utama untuk bahan bakar kayu dan arang. Kini, hutan kayu
keras tidak lagi digunakan sebagai sumber daya kayu, karena nilai kayu keras
lebih murah dibandingkan kayu lunak. Meskipun hutan kayu keras tidak memiliki
nilai komersial sejauh ini, namum ia memiliki potensi tinggi sebagai sumber
energi terbarukan untuk meringankan masalah pemanasan global.
4.
Biomassa Herba
Biomassa
herba termasuk rumput dan legume yang tumbuh di padang rumput. Termasuk juga
spesies liar yang jarang digunakan disamping hijauan berkualitas lebih tinggi.
Secara umum, tanaman pangan seperti padi, gandum, jagung dan tebu mewakili
sumber daya biomassa herba. Hasil samping atau residu seperti jerami padi juga
dianggap sebagai biomassa herba, akan tetapi penggunaannya sebagai biomassa
herba bergantung pada persoalan kualitas. Bambu (Phyllast achysspp) dan sasas
(Sasa spp.) juga dianggap sebagai spesies biomassa berkayu jenis rumput. Rumput
tropis tumbuh lebih cepat dari pohon dan menghasilkan lebih banyak biomassa
dalam jangka waktu yang singkat. Legum terdiri atas semak, viny dan jenis kayu
dimana semak dan viny dianggap sebagai biomassa herba. Salah satu komponen
penting legum adalah kemampuannya untuk mengikat nitrogen melalui simbiosis
dengan bakteri Rhizobium yang ada di nodul-nodul akar. Hal ini penting dari
segi ekonomi untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia nitrogen sebagai komponen
dalam produksi biomassa.
5.
Biomassa Tanaman Gula dan Pati
Pati
dan gula dapat difermentasi menjadi biofuel seperti etanol, tetapi sakarida
berserat seperti selulosa dan hemiselulosa di dalam limbah residu tidak dapat
dihidrolisiskan secara mudah menjadi karbohidrat yang dapat difermentasi
seperti glukosa. Beberapa tanaman yang termasuk tanaman pati primer adalah
padi, kentang, ubi jalar, jagung, gandum, ubi, Sebagai tanaman gula primer,
tebu dan gula bit.
6.
Biomassa Penghasil Minyak
Biomassa
penghasil minyak menghasilkan dan mengumpulkan lemak dan minyak dalam biji atau
buah. Komponen utama lemak dan minyak adalah asam lemak triester dan gliserin.
Lemak dan minyak digunakan secara luas sebagai makanan, bahan baku industri dan
produksi biodisel sebagai alternatif minyak disel mineral. Beberapa contoh
biomassa penghasil minyak adalah sebagai berikut:
a.
Kacang Kedelai
(Glycine max Merrill)
USA,
Brasil, Argentina dan Cina adalah negara penghasil utama. Minyak kedelai
mengandung asam oleat (20-35%), asam linoleat (50-57%) dan asam linolenat
(3-8%). Ia digunakan secara luas sebagai minyak makan dan bahan mentah untuk
cat dan varnis.
b.
Sesawi
(Brassica campestris L)
Sesawi
ditanam di daerah yang luas dari Asia sampai Eropa karena ia dapat tumbuh
meskipun di daerah beriklim dingin. Negara produsen utama adalah Cina, Kanada,
India, Jerman dan Perancis. Minyak biji sesawi diekstrak dari biji sesawi
mengandung asam oleat (55-59%),asam linoleat (21-32%) dan asam linolenat
(9-15%). Ia digunakan umumnya sebagai makanan seperti minyak goreng dan minyak
salad.
c.
Pohon Kelapa
Sawit (Elaeis guineenis Jacq)
Negara
produsen utama kelapa sawit adalah Malaysia dan Indonesia. Kelapa sawit
memiliki produktivitas minyak tertinggi di antara biomassa penghasil minyak
karena buah sawit dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Minyak sawit
diperas dari buah sawit mengandung asam lemak jenuh seperti asam palmitat
(35-38%) dan asam stearat (3-7%) dan ia tidak hanya digunakan di dalam industri
makanan tetapi juga dalam industri detergen.
7.
Biomassa Tumbuhan Air
Biomassa
tumbuhan air diproduksi di lingkungan air tawar dan laut serta memiliki
beberapa potensi untuk digunakan oleh manusia. Biomassa tumbuhan air saat ini
termasuk ganggang laut, dan mikroalga, kebanyakan diproduksi secara alami dan
ada juga melalui produksi kultur yang dibuat oleh manusia.
8.
Biomassa Residu Pertanian
Residu
pertanian mengacu pada residu yang diproduksi di ladang atau kebun saat panen
dan aktivitas-aktivitas lain. Sebagai sumber daya energi, residu pertanian yang
ada termasuk residu yang berasal dari bijian, tanaman rizom, dan tebu. Selain
itu, ada sejumlah besar dan varietas residu sayuran yang dapat diproduksi
tetapi tidak dipertimbangkan sebagai sumber energi karena sulit untuk
mengumpulkan residu tersebut secara efisien dalam skala besar.
9.
Biomassa Limbah Hewan
Kotoran
dan air kencing dari hewan ternak merupakan produk utama limbah hewan dan
sejumlah kotoran serta air kencing tersebut meliputi sebagian besar jumlah
limbah organik domestik di Jepang. Kotoran dan air kencing mengandung banyak
bahan organik yang dapat terurai dan juga bahan nutrisi tumbuhan seperti
nitrogen dan fosfor. Kuantitas dan kualitas kotoran dan air kencing sangat
berbeda bergantung pada jenis hewan ternak, bobot, pakan ternak, jumlah air
minum, sistem reproduksi, musim dan kondisi hewan ternak. Berdasarkan
sifat-sifatnya, kotoran dan air kencing diproses dan disimpan atau digunakan
berdasarkan metode yang sesuai.
KONVERSI ENERGI BIOMASSA DAN PEMANFAATANNYA
Ada berbagai
teknologi konversi yang bisa digunakan untuk merubah kualitas biomassa sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Ada teknik fisika, kimia dan biologi.
1.
Konversi Fisika
Termasuk penggerusan, penggerindaan, dan pengukusan
untuk mengurai struktur biomassa dengan tujuan meningkatkan luas permukaan
sehingga proses selanjutnya, yaitu kimia, termal dan biologi bisa dipercepat.
Proses ini juga meliputi pemisahan, ekstraksi, penyulingan dan sebagainya untuk
mendapatkan bahan berguna dari biomassa serta proses pemampatan, pengeringan
atau kontrol kelembaban dengan tujuan membuat biomassa lebih mudah diangkut dan
disimpan. Teknologi konversi fisika sering digunakan pada perlakuan pendahuluan
untuk mempercepat proses utama.
2.
Konversi Kimia
Meliputi hidrolisis, oksidasi parsial, pembakaran,
karbonisasi, pirolisis, reaksi hidrotermal untuk penguraian biomassa, serta
sintesis, polimerisasi, hidrogenasi untuk membangun molekul baru atau
pembentukan kembali biomassa. Penghasilan elektron dari proses oksidasi
biomassa dapat digunakan pada sel bahan bakar untuk menghasilkan listrik.
3.
Konversi Biologi
Umumnya terdiri atas proses fermentasi seperti
fermentasi etanol, fermentasi metana, fermentasi aseton-butanol, fermentasi
hidrogen, dan perlakuan enzimatis yang berperan penting pada penggunaan
bioetanol generasi kedua. Aplikasi proses fotosintesis dan fotolisis akan
menjadi lebih penting untuk memperbaiki sistem biomassa menjadi lebih baik.
MANFAAT
PENGGGUNAAN ENERGI BIOMASSA
Beberapa manfaat
yang signifikan adalah mengimbangi emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan
bakar fosil, menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan melalui pengembangan
industri baru dan pemanfaatan bahan baku lokal serta meningkatkan keamanan
energi dengan mengurangi ketergantungan terhadap barang impor. Namun, pemahaman
terhadap nilai dari semua manfaat yang disebutkan di atas masih belum dapat
ditentukan jika dibandingkan dengan biaya biomassa dan biaya produksi
bioenergi. komprehensif mengenai daya saing biomassa dan bioenergi, dan dapat
memberikan implikasi yang jelas terhadap perkembangan bioenergi dan perumusan
kebijakan yang terkait.
1.
Deplesi Minyak Bumi
Sumber
daya hutan dan batu bara sangat melimpah dan cukup untuk memenuhi permintaan
energi. Akan tetapi, akibat kreativitas manusia yang melebihi harapan,
diperlukan teknologi berbasis batu bara dan minyak bumi untuk menghasilkan
energi yang lebih efisien. Cadangan minyak bumi dunia diperkirakan sebanyak
2000 miliar barel. Konsumsi global per hari adalah sekitar 71,7 juta barel.
Diperkirakan sekitar 1000 milyar barel telah digunakan dan hanya tersisa 1000 miliar
barel cadangan minyak bumi di seluruh dunia (Asifa dan Muneer,2007). Harga
bensin dan bahan bakar yang lain akan meningkat seiring dengan efek ekonomi
yang buruk sehingga manusia akan beralih ke alternatif lain selain bahan bakar
fosil. Peningkatan penggunaan biomassa akan memperpanjang umur pasokan minyak
mentah yang semakin berkurang.
2.
Perbaikan Taraf Hidup
Karena
bidang pertanian sangat penting untuk ekonomi yang sedang berkembang, maka
diharapkan pertanian yang berkelanjutan akan meningkatkan taraf hidup petani
disamping pendapatan mereka. Pendidikan masyarakat juga sangat penting karena
tingkat literasi di daerah pedesaan untuk negara berkembang tidak terlalu
tinggi. Dalam hal ini, maka penting untuk menyediakan informasi yang akurat
tentang teknologi ini kepada para petani. Apa yang dianggap penting dari segi
pemanfaatan biomassa oleh para petani adalah kemudahan untuk mengakses tanaman
biomassa atau tempat pengumpulan biomassa. Meskipun para petani memiliki atau
menghasilkan bahan baku biomassa, hal ini sangat sia-sia jika tidak ada akses
ke tempat dimana biomassa tersebut diproduksi.
3.
Peningkatan Pendapatan Petani
Ada 2
cara utama untuk membantu para petani (The Japan Institute of Energi, 2007).
Salah satu cara adalah dengan memberikan energi agar para petani ini mendapat
akses ke bahan bakar yang berguna. Di Thailand, para petani menggunakan gas
untuk memasak yang berasal dari proses biometanasi skala kecil, sehingga mereka
tidak perlu membeli gas propana untuk keperluan memasak. Bantuan kepada para
petani ini juga efektif untuk menciptakan pertanian yang berkelanjutan
dikarenakan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Bantuan yang lain adalah
melalui pemberian uang tunai. Jika para petani ini menanam bahan baku untuk
produksi etanol lalu menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, maka mereka
akan mendapatkan uang untuk membeli listrik. Karena mereka yang menggunakan
etanol sebagai bahan bakar lebih kaya jika dibandingkan para petani, maka
mekanisme ini bisa dianggap sebagai “redistribusi kekayaan”.
4.
Keamanan Energi
Perekonomian
semua negara dan khususnya negara maju bergantung pada pasokan energi yang
aman. Keamanan energi berarti ketersediaan energi yang konsisten dalam berbagai
bentuk pada harga yang terjangkau. Kondisi ini harus bisa tetap bertahan untuk
jangka panjang agar dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Perhatian terhadap keamanan energi sangat penting karena distribusi sumber daya
bahan bakar fosil yang tidak seimbang di kebanyakan negara saat ini. Pasokan
energi akan menjadi lebih rentan pada waktu dekat ini akibat kebergantungan
global terhadap minyak impor. Biomassa merupakan sumber daya domestik yang
tidak terkena pengaruh fluktuasi harga pasar dunia atau ketidakpastian pasokan
bahan bakar impor.
5.
Mata Uang Asing
Ada
peluang bagi negara berkembang untuk mendapatkan mata uang asing melalui ekspor
bioenergi. Misalnya, untuk kasus produksi ubi kayu di Thailand, produksi ubi
kayu untuk keperluan makanan dan etanol adalah seimbang saat ini. Akan tetapi,
penggunaan ubi kayu untuk masa depan harus dipertimbangkan dengan teliti. Pada
masa depan, jumlah produksi ubi kayu untuk etanol mungkin meningkat, hal ini
sering dikatakan bahwa pemanfaatan bioenergi mungkin akan mengalami konflik
dengan produksi makanan, dengan kata lain permintaan dunia terhadap etanol
mungkin akan mengancam stabilitas pasokan makanan domestik.
Demikian Artikel mengenai
Penjelasan Lengkap Biomassa (Karekteristik,
Komposisi, Proses Terbentuk, Energi, Konversi Energi, dan Manfaat Biomassa),
kita akhiri dengan membaca Hamdallah : الحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert