اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan secara lengkap tentang Enzim (Fungsi,
Sifat, Cara Kerja, Penggolongan dan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim).
Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
ENZIM
Enzim adalah suatu biokatalisator yaitu bahan yang berfungsi mempercepat
reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi zat itu sendiri tidak ikut
bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk kembali.
Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim memerlukan
energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi menurunkan energi aktivasi.
FUNGSI ENZIM
1.
Menurunkan energi aktivasi
2.
Mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan tetap tanpa mengubah besarnya
tetapan seimbangnya
3.
Mengendalikan reaksi
SIFAT-SIFAT ENZIM
1.
Enzim Merupakan Biokatalisator
Enzim dalam jumlah sedikit saja
dapat mempercepat reaksi beribu-ribu kali lipat, tetapi tidak ikut breaksi.
2.
Enzim bekerja secara Spesifik
Enzim tidak dapat bekerja pada
semua substrat, tetapi hanya bekerja pada subsrat tertentu.
3.
Enzim Berupa Koloid
Enzim adalah protein sehingga
dalam larutan enzim membentuk suatu koloid. Hal ini menambah luas bidang
permukaan enzim sehingga aktivitasnya lebih besar.
4.
Enzim Dapat Bereaksi dengan Substrat Asam maupun Basa
Sisi aktif enzim mempunyai
gugus R residu asam amino spesifik yang merupakan pemberi atau penerima protein
yang sesuai.
5.
Enzim Bersifat Termolabil
Enzim bekerja pada suhu yang
optimum. Jika suhu rendah, maka kerja enzim akan lambat, sebaliknya jika suhu
terlalu tinggi, enzim akan mengalami denaturasi.
6.
Kerja Enzim Bersifat Refersibel
Enzim tidak dapat menentukan
arah reaksi, tetapi hanya mempercepat laju reaksi mencapai kesetimbangan.
Misalnya enzim lipase dapat mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol,
sebaliknya enzim juga dapat mengubah asam lemak dan gliserol menjadi lemak
CARA KERJA ENZIM
1.
Teori Gembok dan Kunci (Lock and Key Theory)
Teori ini dikemukakan oleh
Frischer (1898). Enzim diumpamakan sebagai gembok yang mempunyai bagian kecil
dan dapat mengikat substrat. Bagian enzim yang dapat berikatan dengan substrat
disebut sisi aktif. Substrat diumpamakan kunci yang dapat berikatan dengan sisi
aktif.
2.
Teori Ketepatan Induksi (Induced Fit Theory)
Sisi aktif enzim bersifat
fleksibel sehingga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substrat.
STRUKTUR ENZIM
Enzim terdiri dari bagian protein dan bagian non protein. Rumus lengkap
enzim yaitu bagian protein (tidak aktif/apoenzim) ditambahkan dengan bagian
bukan protein (gugus prostetik, koenzim, kofaktor ion logam) menghasilkan
holoenzim yang merupakan enzim lengkap dan aktif.
1. Apoenzim
Apoenzim sangat menentukan
fungsi biokatalisator dari enzim. Bagian ini akan rusak pada suhu terlampau
panas atau bersifat termolabil. Apoenzim memiliki sisi yang berhubungan
langsung dengan substrat, merupakan:
a. Sisi aktif, merupakan sisi
yang berkaitan dengan substrat (zat yang akan dijadikan produk). Bagian ini
mengikat molekul substrat dan terjadilah proses katalis. Sisi ini dapat
diganggu oleh inhibitor kompetetif.
b. Sisi alosterik, merupakan sisi
yang berkaitan dengan kofaktor. Sisi ini dapat dipengaruhi oleh inhibitor
nonkompetetif yang berstruktur sama dengan kofaktor.
2. Kofaktor
Komponen selain protein pada
enzim dinamakan kofaktor. Kofaktor dapat mengubah-ubah bentuk sisi aktif
sehingga dapat ditempeli substrat tertentu. Kofaktor berbentuk ion logam
seperti Na, K dan Ca. Kofaktor memiliki dua komponen merupakan:
a. Koenzim berupa senyawa organic
(vitamin) yang berikatan secara non-kovalen dengan enzim. Dapat merupakan ion
logam atau metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim.
b. Gugus prostetik, merupakan
kofaktor senyawa organic (mineral) yang berikatan secara kovalen dengan enzim.
Gugus prostetik ini berukuran kecil, tahan panas (termostabil), dan
diperlukan enzim untuk aktivitas katalitiknya. Gabungan kedua bagian ini
membentuk haloenzim, merupakan bentuk enzim yang sempurna dan aktif. Enzim yang
memerlukan ion logam sebagai kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini
berfungsi untuk menjadi pusat katalis primer, menjadi tempat untuk mengikat
substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap aktif.
c. Pada mulanya enzim dianggap
hanya terdiri dari protein, memang ada enzim yang ternyata hanya tersusun dari
protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim yang
selain protein juga memerlukan komponen selain protein.
PENGGOLONGAN ENZIM
1.
Berdasarkan Tempat Bekerjanya
a. Endoenzim (Enzim Intraseluler)
Endoenzim merupakan enzim yang
bekerja di dalam sel. Umumnya endozim merupakan enzim yang digunakan untuk
proses sintesis di dalam sel dan untuk pembentukan ATP yang berguna untuk
proses kehidupan sel.
b. Eksoenzim (Enzim Ekstra Seluler)
Eksoenzim merupakan enzim yang
bekerjanya di luar sel. Umumnya, eksoenzim berfungsi untuk mencernakan substrat
secara hidrolisis, untuk dijadikan molekul yang lebih sederhana dengan BM lebih
rendah sehingga dapat masuk melewati membran sel.
2.
Berdasarkan Daya Katalis
a. Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis reaksi
oksidasi-reduksi yang merupakan pemindahan elektron, hidrogen, atau oksigen. Contoh: enzim elektron
transfer oksidase dan hidrogen peroksidase (katalase)
b. Transferase
Transferase mengkatalis
pemindahan gugus molekul dari suatu molekul ke molekul lain. Contoh:
· Transaminase yaitu transfase
yang memindahkan gugus amina.
· Transforforilase yaitu
transfase yang memindahkan gugus fosfat.
·
Transasilase yaitu transferase yang memindahkan gugus asil.
c. Hidrolase
Enzim ini mengkatalisis
reaksi-reaksi hidrolisis. Contoh:
· Karboksilesterase yaitu
hidrolase yang menghidrolisis gugusan ester karboksil
· Lipase yaitu hidrolase yang
menghidrolisis lemak (ester lipida)
· Peptidase yaitu hidrolase yang
menghidrolisis protein dan polipeptida
d. Liase
Enzim ini berfungsi untuk
mengkatalisis pengambilan atau penambahan gugusan dari suatu molekul tanpa
melalui proses hidrolisis.
e. Isomerase
Isomerase meliputi enzim-enzim
yang mengkatalisis reaksi isomerase.
f. Ligase
Enzim ini mengkatalisis reaksi
penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida
trifosfat.
3.
Berdasarkan Cara Terbentuknya
a. Enzim Konstitutif
Di dalam sel terdapat enzim
yang merupakan bagian dari susunan sel normal, sehingga enzim tersebut selalu
ada umumnya dalam jumlah tetap pada sel hidup. Walaupun demikian, ada enzim
yang jumlahnya
dipengaruhi oleh kadar substratnya, misalnya enzim amilase. Sedangkan
enzim-enzim yang berperan dalam proses respirasi jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh kadar substratnya.
b. Enzim Adaptif
Enzim adaptif yaitu enzim yang
pembentukannya dirancang oleh adanya substrat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
Kecepatan reaksi kerja enzim dipengaruhi oleh:
1.
Suhu
Enzim merupakan protein globular, maka sebagian besar
adalah termolabel dan mulai mengalami denaturasi (ditunjukkan dengan kehilangan
aktivitas enzimatik) pada suhu antara 45oC dan 50oC.
2.
pH
Daya katalisis enzim menjadi lebih rendah pada pH rendah
maupun tinggi, karena terjadinya denaturasi protein enzim. Enzim memiliki gugus
aktif yang bermuatan (+) dan (-). Aktifitas enzim akan optimum kalau terdapat
keseimbangan antara kedua muatannya.
3.
Ada tidaknya Senyawa Inhibitor
Inhibitor adalah zat yang secara spesifik menurunkan
kecepatan reaksi enzimatik. Inhibitor ada 3 macam, yaitu:
a. Inhibitor Kompetitif
Pada inhibitor kompetitif, zat-zat penghambat memiliki
struktur mirip engan struktur substrat. Dengan demikian, zat penghambat dengan
substrat saling berebut (bersaing) untuk bergabung dengan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor non Kompetitif
Pada inhibitor non kompetitif, penghambatan dipicu oleh
terikatnya zat penghambat pada sisi alosterik sehingga sisi aktif enzim
berubah. Akibatnya, substrat tidak dapat berikatan dengan enzim untuk membentuk
kompleks enzim substrat.
4.
Kadar Enzim
Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi enzim yang
berperan sebagai katalisator.
5.
Substrat
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi oleh kadar substrat. Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum.
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi oleh kadar substrat. Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum.
6.
Aktivator atau Kofaktor
Aktivator atau kofaktor adalah suatu zat yang dapat
mengaktifkan enzim yang semula belum aktif. Enzim yang belum aktif disebut
enzim pre-enzim atau zymogen. Kofaktor dapat berbentuk ion-ion dari unsur H,
Fe, Mg, Mo, Zn, Co, atau beupa koenzim, vitamin, dan enzim lain.
7.
Penginduksi
Induktor adalah suatu substrat yang dapat merangsang
pembentukan enzim. Sebagai contoh adalah laktosa dapat menginduksi pembentukan
enzim beta galaktosidase.
Gambar Grafik Kerja Enzim
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap Enzim (Fungsi, Sifat, Cara Kerja, Struktur, Klasifikasi / Penggolongan dan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim),
kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : الحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert