اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan tentang Teknologi
Plasma dalam
Pengemasan Makanan. Sebelum masuk ke Materi marilah kita
membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ
بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi
minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
Aplikasi teknologi plasma dalam
industri pengemasan makanan lahir sebagai bentuk perkembangan dalam teknologi
pengemasan makanan yang baik karena memiliki beberapa keunggulan seperti proses
yang cepat dan minim menyebabkan kerusakan pada makanan.
Berikut ini merupakan aplikasi
teknologi plasma dalam pengemasan makanan:
FUNGSIONALISASI DAN AKTIVASI PERMUKAAN
Pada kemasan makanan berbahan dasar
polimer, kemudahan dicetak dan sifat anti asap merupakan properti khas yang
harus dimiliki. Dengan teknologi plasma, kedua kriteria tersebut dapat dipenuhi
melalui fungsionalisasi dan aktivasi permukaan. Dalam tahap ini, plasma
berfungsi sebagai penyesuai energi permukaan dengan cara mengatur adhesifitas,
sifat hidrofobik, dan hidrofilik. Dalam pengaturan sifak hidrofobik dan
hidrofil, ada dua hal yang menjadi perhatian yaitu terbentuknya lapisan
permukaan anti asap dan penggunaan cat berbahan dasar air ataupun tinta.
Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam perlakuan plasma terhadap kemasan
menentukan adhesifitas yang diperoleh.
Penggunaan lapisan plasma juga
berguna dalam meningkatkan derajat kebasahan permukaan yang berpengaruh juga
terhadap energi permukaan tersebut. Dengan adanya plasma, energi permukaan
meningkat 1,5 kali lipat. Hal ini sangat berguna dalam penggunaan cat berbahan
dasar secara ekologis.
PELAPISAN PERMUKAAN
Pengawetan makanan dalam kemasan
bergantung pada sterilitas dan kualitas kemasan itu sendiri. Sebagai contoh,
untuk makanan atau minuman yang sensitivitasnya terhadap udara cukup tinggi
harus dikemas dalam botol yang memiliki lapisan penghalang yang kuat.
Pelapisan botol PET dari dalam
menggunakan SiOx dan HMDSO (heksametildioksan) dengan bantuan argon plasma
merupakan cara baru dalam produksi botol PET berkualitas tinggi sebagai kemasan
minuman tertentu. Dengan menggunakan plasma, lapisan SiOx setebal 50 nm dapat
diperoleh hanya dalam waktu kurang dari lima detik. Padahal proses ini memakan
waktu hampir puluhan kali lipat lebih lama tanpa adanya plasma. Penggunaan
plasma juga meningkatkan kemampuan kemasan dalam menghalangi terjadinya difusi
gas dalam rentang skala 3 -10. Selain itu, kemasan yang dilapisi menggunakan
plasma, memiliki kemungkinan hampir 0% dalam terjadinya microcrack akibat
spora.
STERILISASI PLASMA
Sterilisasi dalam pemrosesan makanan
merupakan suatu proses pengawetan makanan dengan cara memanaskan makanan pada
temperatur yang cukup tinggi dalam waktu tertentu untuk menghancurkan mikroba
dan aktivitas enzim. Dengan proses sterilisasi,biasanya makanan dapat bertahan
hingga lebih dari 6 bulan pada temperatur ruang. Ada banyak alasan mengapa
sterilisasi menggunakan plasma menjadi pilihan. Berikut beberapa alasannya:
1.
Waktu inaktivasi spora yang
singkat
2.
Beban termal yang rendah
3.
Tidak ada penggunaan bahan kimia
toksik dan berbahaya
4.
Tidak terbentuk produk yang toksik
dan berbahaya pasca steriliasi
5.
Tidak ada perubahan sifat pada
material makanan yang diproses, malah terjadi peningkatan kualitas material
makanan
6.
Tidak perlu ada treatment lanjutan
Mekanisme sterilisasi dengan plasma:
1.
Destruksi material genetic
mikroorganisme melalui irradiasi UV
2.
Pengikisan mikroorganisme atom per
atom melalui fotodesorpsi intrinsik
3.
Pengikisan mikroorganisme atom per
atom melalui proses etching.
Alat sterilisasi berteknologi plasma
yang biasa digunakan adalah ECR Plasma (Electron Cyclotron Resonance Plasma).
Alat ini memanfaatkan prinsip gaya Lorentz dengan adanya pergerakan sirkular
electron-elektron bebas sehingga membangkitkan medan magnet seragam yang statis.
Berikut Ini Merupakan Skema ECR Plasma
Sterilisasi meggunakan plasma berbeda
karena agen aktif nya spesifik, seperti foton UV dan radikal. Keuntungan metode
plasma adalah proses dapat dilakukan pada temperature rendah (50°C), relative aman, dan mengawetkan keutuhan instrument dasar polimer,
yang tak bisa dilakukan bila menggunakan autoklaf atau oven. Foton UV yang
diemisikan akan di-reabsorpsi oleh gas ambient pada tekanan atmosfer.
KEMASAN GELAS
Gelas merupakan suatu produk
anorganik yang dibuat melalui proses fusi yang dilanjutkan dengan pendinginan.
Bahan yang biasa digunakan adalah silikat, kapur, dan soda. Setelah melewati
titik fusi, campuran tersebut kemudian didinginkan. Gelas bersifat rigid.
Namun, sifat tersebut tidak disebabkan karena proses kristalisasi. Proses
kristalisasi tidak terjadi karena atom-atomnya tersebar secara amorphous acak.
Hal ini berbeda dengan kristalisasi yang persebaran atom-atomnya kompak dan
teratur.
Pengisian bahan pangan ke
dalam botol dolakukan dalam kondisi panas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
kondisi vakum pada head spacenya. Setelah filing, masih bisa dilakukan
sterilisasi karena botol kaca meiliki sifat ketahanan yang tinggi terhadap suhu
sterilisasi. Wadah gelas dapat dikenakan sterilisasi dan pasteurisasi
in-bottle, baik untuk pengisian produk panas ataupun dingin. Tidakakanmasalahsehubungankondisivolumeheadspace
dan kejutan panas yang akandibuat. Pada prakteknya, hot-fill, produk
diisikan pada 85°C dan selanjutnya
didinginkan yang akan membutuhkan headspace minimum 5%.
Kondisi vakum di sini penting karena bahan
pangan tersebut memiliki kemungkinan untuk ditumbuhi yeast. Kondisi
vakum diharapkan dapat menghambat pertumbuhan spora yeast yang tahan terhadap pasteurisasi
maupun sterilisasi.
Tutup yang digunakan dalam produk ini
bisa berupa logam yang berbentuk crown. Model penutupannya secara vakum.
Kondisi vakum ini sangat diperlukan karena produk kecap merupakan produk yang nutriously,
yang kaya akan protein sehingga mudah dimanfaatkan mikrobia untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya. Vakum dapat diciptakan dengan menghembuskan
uap pada headspace. Model penutupan seperti ini mudah dan cepat sehingga biaya
produksi dapat ditekan.
KEMASAN KALENG
Pemilihan bentuk kemasan kaleng
tentunya berhubungan dengan biaya, penampilan fisik dan kompatibilitas dengan
isi produk. Sebagai gambaran, harga bahan logamnya saja mencapai 50-70% dari
total biaya wadah. Oleh karena itu, pemilihan bentuk ataupun desain kemasannya
harus dapat ditentukan secara pasti sehingga dapat tercapai keseimbangan antara
biaya yang dibutuhkan dengan keamanan yang dapat didapatkan dari kemasan untuk
produk yang bersangkutan.
Penggunaan kemasan kaleng untuk produ
bahan pangan sangat penting. Hal ini berkaitan dengan nilai ekonomis produk
tersebut yang relatif tinggi sehingga diperlukan kemasan yang dapat
memproteknya secara bagus. Ada beberapa fungsi dari penggunaan kemasan kaleng
pada produk bahan pangan. Di antaranya adalah:
1.
Melindungi produk dari kerusakan
fisik dan mekanis. Sifat ini terutama didapatkan dari bahan baja sebagai
penyusunnya. Baja yang digunakan merupakan baja rendah karbon(biasanya
diproduksi sebagai plat hitam). Kemudian, dikonversikan menjaditinplate atau tin-free
steel (TFS) untuk wadah dan manufaktur penutup.Tinplate dibuat dengan coating
elektrolic plat hitam black plate dengan lapisan tipis timah.
Timah dilapiskan pada kedua sisi plat dengan ketebalan yang tepat internal
untuk produk dikemas dan lingkungan eksternal.
2.
Melindungi produk dari kontaminasi
udara luar. Kontaminasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada produk. Kondisi
seperti ini sangat penting dalam perlindungan produk bahan pangan karena
beberapa alasan. Di antaranya yaitu:
a.
Produk bahan pangan bernutrisi
tinggi sehingga mudah ditumbuhi mikrobia perusak. Ketika kontak dengan udara
luar terjadi maka hal pertama yang dapat ditebak adalah terserapnya uap air
sehngga Ka dalam bahan meningkat. Penigkatan Ka ini sangat merugikan karena Ka
semula yang rendah (akibat dari tinginya kadar gula sukrosa yang ada) meningkat dan
memudahkan pertumbuhan mikrobia perusak.
b.
Produk dituntut memiliki
higienitas yang tinggi. Kemasan kaleng mampu memenuhinya karena (salah satunya)
dapat tahan terhadap suhu sterilisasi.
c.
Bahan pangan yang telah mengalami
fortifikasi membutuhkan proteksi ekstra karena adanya beberapa bahan fortifikan
yang sensitif terhadap cahaya, panas, dan O2. Kemasan kaleng diharapkan dapat
berfungsi sebagai protektor dari beberapa ahl di atas.
Pengisian
Pengisian (filling) produk bahan
pangan ke dalam kemasan kaleng harus dilakukan di dalam ruang aseptis. Kondisi
aseptis dibutuhkan untuk mencegah adanya kontaminasi dari luar. Di dalam
pengisian, penting untuk menyediakan headspace yang cukup karena dapat
mempengaruhi tingkat vacuum akhir (oksigen sisa mempengaruhi korosi internal
dan kualitas produk), dan juga meminimalisasikan tekanan internal pada tutup
kaleng selama pengolahan panas dan pendinginan.
Penutupan kemasan kaleng bahan pangan
menggunakan tipe penutupan double seam. Seam dibentuk dalam dua
operasi, dari pembengkokan ujung/bibir kaleng dan pinggiran badan kaleng.
DESAIN DAN LABELING
Desain merupakan seluruh proses
pemikiran dan perasaan yag akan menciptakan sesuatu,dengan menggabungkan
fakta,kontruksi,fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia.Dengan
demikian desain adalah konsep pemecahan masalah
rupa,warna,bahan,teknik,biaya,kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan dalam
gambar dan bentuk.
Suatu kemasan yang menarik dan sudah
menjadi paten,biasanya telah melalui penelitian yang cukup lama mengenai
kemasan dengan menggunakan teknik-teknik pewarnaan dan grafis cetakan. Desain yang
berhasil sangat tergantung pada keahliandisainer, jenis tinta, material dan
pencetak.Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam
mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain kemasan yang tidak
menarik akan menyebabkan keraguan konsumen terhadap produk tersebut (Syarief, 1989).
Desain kemasan perlu diciptakan agar
mempunyai nilai estetika yang tinggi. Karena itu diperlukan perencanaan yang
baik dalam hal ukuran dan bentuk sehingga efisien dalam proses pengepakan,
distribusi dan penyajian.Disain kemasan hendaknya mampu menumbuhkan kepercayaan
dan mempengaruhi calon konsumen untuk menjatuhkan pilihan terhadap bahan yang
dikemas. Setelah berhasil menarik perhtian dari calon konsumen, kemasan harus
menampilkan produk pada suatu keadaan yang siap jual. Gambaran-gambaran yang
terbaik dari bahan yang dikemas perlu dotonjolkan. Seakan-akan produk tersebut
memang disajikan untuk memenuhi kebutuhan utanma calon konsumen secara
memuaskan.
Label kadang-kadang disebut juga
etiket. Dalam pengertian perdagangan maka etiket didefinisikan sebagai label
yang diletakkan,dicetak,diukir atau dicantumkan dengan jalan apapun pada kemasan.Etiket
tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang
diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas,luntur atau lekang
karena air,gosokan atau pengaruh sinar matahari (Luky Hartini,1988).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 79/Menkes/Per/III/1978 tentang Label danPeriklanan
Makanan, maka pada label atau etiket kemasan khususnya untuk makana dan minuman
sekurang-kurangnya dicantumkan hal –hal sebagai berikut:
1.
Nama makanan dan / merek dagang
2.
Komposisi / kandungan bahan,
kecuali untk makana yang cukup diketahui komposisinya secara umum.
3.
Isi netto
4.
Nama dan alamat perusahaan yang
memproduksi atau mengedarkan
5.
Nomor pendaftaran ( SP atau MD )
6.
Kode produksi , tanggal kadaluarsa
dan label halal.
7.
Secara keseluruhan,pernyataan atau
keterangan yang terdapat pada etiket harus ditulis dengan jelas, ukuran angka
dan huruf harus jelas (. 0,75 mm ) serta warna yang cukup kontras dengan latar
belakangnya. Pada makanan yang memerlukan cara penyiapan, penggunaan atau
penyimpanan secara khusus, perlu dicantumkan petunjuk mengenai hal tersebut
pada etiket..
Untuk menarik konsumen, dibutuhkan
label yang menarik, mudah dilihat ddimengerti yang dicantumkan dalam kemasan,
hal ini memerlukan perencanaan, penelitian dan pengembangan kemasan dan label
secara terus –menerus sesuai dengan tuntutan dan keinginan konsumen.
Dengan demikian produk dapat dengan mudah dilihat dan dikenali, sehingga
konsumen akan tertarik dan membeli produk tersebut.
Demikian Artikel
mengenai Penjelasan Lengkap Teknologi Plasma dalam Pengemasan Makanan, kita
akhiri dengan mebaca Hamdallah : الحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert