اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan mengenai Zat Aditif (Kimia) dalam Bahan Makanan.
Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
ZAT ADITIF
Zat aditif adalah obat dan bahan-bahan aktif yang
apabila dikonsumsi oleh organisme hidup, dapat menyebabkan kerja biologi
terganggu dan menyebabkan ketergantungan atau kecanduan yang sulit untuk
berhenti dan memiliki efek ingin menggunakannya terus-menerus. Jika berhenti,
akan menimbulkan efek lelah nyeri yang luar biasa.
Zat Aditif adalah zat yang sering ditambahkan
dengan sengaja untuk makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk
meningkatkan penampilan, rasa, tekstur dan memperpanjang umur simpan. Selain
itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin.
Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman kuno. Ada dua tambahan
makanan, yaitu aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Setelah
penggunaan zat aditif makanan yang disajikan biasanya lebih menarik, baik rasa,
penampilan dan konsistensi, makanan yang biasanya tersedia, sebagian besar
tidak memiliki bentuk yang menarik meskipun memiliki kandungan gizi yang
tinggi.
JENIS – JENIS ZAT ADITIF (KIMIA) YANG DIGUNAKAN DALAM BAHAN
MAKANAN
Aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa
kelompok tergantung pada peranannya terhadap makanan, antara lain:
1.
Zat Penguat rasa
Kristal
monosodium glutamat digunakan sebagai penambah rasa, Monosodium Glutamate
(MSG) sebagai penambah rasa yang umum digunakan makanan olahan dan juga untuk
rasa makanan. Adapun enhancer rasa alami termasuk cengkeh, pala, merica, cabai,
lengkuas, kunyit, ketumbar. Contoh penguat rasa buatan adalah monosodium
glutamat / MSG, asam asetat, benzaldehida, amil asetat.
2.
Zat Pemanis
Pemanis
buatan biasanya digunakan untuk membantu mempertajam rasa manis. Beberapa jenis
pemanis buatan yang digunakan adalah sakarin, siklamat, dulsin, sorbitol dan
aspartam. Pemanis buatan juga dapat mengurangi risiko diabetes, namun siklamat
merupakan zat karsinogenik.
3.
Zat Pengawet
Pengawet
adalah bahan kimia yang dapat menghambat kerusakan makanan karena bakteri
serangan, ragi, jamur. Reaksi kimia yang harus dikendalikan adalah reaksi
oksidasi, pencoklatan (browning) dan reaksi enzimatik lainnya. Melestarikan
makanan sangat menguntungkan karena produsen dapat menyimpan kelebihan bahan
makanan yang tersedia dan dapat digunakan lagi ketika musim ramping tiba.
Contoh bahan pengawet adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sitrat,
formalin, dan asam sorbat.
4.
Zat Pewarna
Warna
dapat meningkatkan dan memberikan daya tarik untuk makanan. Penggunaan pewarna
dalam bahan makanan dimulai pada akhir 1800, pewarna tambahan asal alami
seperti kunyit, daun pandan, beras ragi merah, daun suji, coklat, wortel, dan
karamel. Pewarna sintetik ditemukan oleh William Henry Perkins tahun 1856,
adalah pewarna lebih stabil dan tersedia dengan berbagai warna.
Pewarna
sintetis yang digunakan sejak tahun 1956 dan saat ini ada sekitar 90% zat warna
buatan digunakan untuk industri makanan. Salah satu contoh adalah Tartrazin.
Tartrazin merupakan pewarna makanan buatan yang memiliki banyak pilihan warna,
termasuk Tartrazin CI 19140. Selain itu ada juga pewarna buatan, seperti sunset
yellow FCF (orange), karmoisin (Red), brilian biru FCF (biru).
5.
Zat Pemutih
Penggunaan
zat aditif ini untuk mempercepat proses pemutihan serta pematangan pada tepung
sehingga dihasilkan mutu pemanggangan yang lebih baik. Contoh dari zat pemutih
ini adalah: aseton peroksida, asam askorbat, serta kalium bromat.
6.
Anti oksidan
Zat
aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh: Asam askorbat
(bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan,
kaldu, dan buah kalangan.
7.
Zat Pengatur Keasaman
Zat
aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman
makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat,
asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.
8.
Zat Pengeras
Zat
aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh:
aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada
buah kalangan).
9.
Zat Pengental
Pengental
yaitu bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau
mengentalkan makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan
tertentu. Contoh pengental adalah pati, gelatin, dan gum (agar, alginat,
karagenan).
10.
Zat Pengemulsi
Pengemulsi
(emulsifier) adalah zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak dalam air dan
sebaliknya. Pada mayones bila tidak ada pengemulsi, maka lemak akan terpisah
dari airnya. Contoh pengemulsi yaitu lesitin pada kuning telur, Gom arab dan
gliserin.
DAMPAK PENGGUNAAN ZAT ADITIF (KIMIA) DALAM BAHAN MAKANAN
BAGI TUBUH MANUSIA
Makanan yang sehat belum tentu makanan yang
memiliki rasa lezat, dengan bentuk dan warna yang menarik, serta aroma yang
menggoda. Karena sehat-tidaknya makanan tidak ditentukan oleh bentuk, rasa dan
aromanya, tapi dari kadar gizi dan zat-zat lainnya yang diperlukan oleh tubuh.
Persoalannya, sehat saja masih dirasa belum cukup
untuk sebuah makanan, tapi juga harus berasa lezat, berbentuk menarik, dan
beraroma menggoda. Untuk itulah disaat mengolah, banyak orang yang cenderung
memberikan bahan-bahan tambahan pada makanan yang diolah, agar mendapatkan
rasa, bentuk dan aroma sebagaimana yang diinginkan. Bahan-bahan tambahan yang
disertakan saat mengolah makanan itulah yang disebut zat aditif.
Dengan diizinkannya penggunaan zat aditif dalam
industri makanan oleh pemerintah lewat BPOM, serta dijual bebas dan digunakan
oleh masyarakat secara luas, menjadi satu pertanda bahwa zat aditif boleh
dikonsumsi sepanjang tidak berlebihan atau sesuai dengan aturan yang tercantum
pada etiket penggunaan. Gaya hidup sehat yang dapat kita lakukan paling mudah
adalah menghindari makanan yang mengandung zat aditif.
Namun demikian, sesedikit apapun, yang namanya zat
kimia tetap saja memberi dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Dampak negatif
dari zat aditif tersebut diantaranya adalah:
1.
Penggunaan sakarin sebagai pemanis buatan secara
berlebihan, dapat merangsang tumbuhnya sel-sel tumor kandung kemih.
2.
Penggunaan garam siklamat dapat membuat proses
metabolisme tubuh menghasilkan senyawa sikloheksamina, dimana senyawa ini dapat
menjadi penyebab penyakit kanker, dan mengganggu sistem pencernaan.
3.
Formalin dan boraks yang sebenarnya merupakan
bahan pengawet non-pangan namun masih sering dipakai untuk mengawetkan makanan,
menimbulkan dampak yang kompleks bagi kesehatan, diantaranya: gangguan sistem
syaraf, pendarahan di lambung, komplikasi pada otak, gagal ginjal, dan berbagai
jenis penyakit lainnya yang menyerang organ otak, hati, ginjal, serta
kulit.
4.
Monosodium Glutamat (MSG) atau vetsin dapat
menyebabkan “Chinese Restaurant Syndrome”, yaitu rasa sakit pada bagian kepala,
seperti kepala berdenyut serta pusing. Selain itu juga dapat merusak jaringan
syaraf, trauma, stress, hipertensi, depresi, alergi kulit dan mempercepat
penuaan.
5.
Zat sulfit serta turunannya merupakan pemicu
serangan asma.
6.
Hampir semua jenis zat aditif pewarna dapat
memicu terjadinya reaksi anapilaksis, yakni reaksi terhadap alergi yang akut
dengan disertai shock secara tiba-tiba.
7.
Zat nitrat dengan berbagai macam variasinya
merupakan pemicu terjadinya reaksi gatal-gatal dan munculnya bilur-bilur pada
kulit.
8.
Natamysin untuk mengawetkan makanan dapat
menyebabkan mual dan muntah, diare, dan menurunnya nafsu makan.
9.
Kalium Asetat pada zat pengawet dapat menjadi
penyebab rusaknya fungsi ginjal.
10.
Kalsium Benzoat pada zat pengawet dapat memicu
serangan asthma.
11.
Kalsium dan Natrium propionate yang digunakan
secara berlebihan, dapat menjadi peyebab penyakit migren, sulit tidur dan
kelelahan.
12.
Rhodamin B pada zat pewarna dapat menyebabkan
kanker, keracunan paru-paru, dan penyakit pada hidung, tenggorokan, serta usus.
13.
Sunset Yellow pada zat pewarna dapat merusak
kromosom.
14.
Quinoline Yellow pada pewarna makanan,
mengakibatkan hyperplasian, hypertrophy, dan carcinomas kelenjar tiroid.
15.
Carmoisine pada zat pewarna, menjadi penyebab
kanker hati serta menimbulkan alergi.
16.
Natrium metasulfat untuk pengawet makanan, dapat
menyebabkan alergi kulit.
17.
Ponceau 4R untuk pewarna makanan bisa menimbulkan
anemia serta kepekatan hemoglobin.
18.
Nitrit dan Nitrat pada pengawet makanan, dapat
menimbulkan keracunan, sulit bernapas, mengurangi kemampuan sel darah dalam
membawa oksigen ke organ-organ tubuh, anemia, radang ginjal, sakit kepala, dan
muntah-muntah.
19.
Siklamat pada zat pemanis, menjadi penyebab
penyakit kanker (karsinogenik).
20.
Sakarin pada zat pemanis dapat menimbulkan
infeksi serta kanker kandung kemih
21.
Aspartan sebagai pemanis buatan, adalah penyebab
gangguan saraf dan tumor otak.
22.
Sulfur Dioksida pada zat pengawet, dapat
mennyebabkan luka lambung, serangan asma, kanker, alergi, serta mutasi genetic.
23.
CFC dan Tetrazine pada zat pewarna bisa merusak
organ ginjal, hati serta meningkatkan risiko hiperaktif pada anak-anak.
CARA MENGENALI BAHAN MAKANAN YANG MENGANDUNG ZAT
ADITIF (KIMIA)
Dari hasil pengambilan sampel rutin yang dilakukan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam beberapa tahun terakhir, ada
empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam makanan, yakni
formalin, boraks, pewarna rhodamin B, dan methanyl yellow.
Sebenarnya, tanpa melakukan uji laboratorium agak
sulit menentukan apakah bahan makanan yang dijual aman atau bebas dari bahan
kimia berbahaya.
Namun, menurut Chandra Irawan, staf pengajar dari
Akademi Kimia Analisis Bogor, secara umum kita dapat mengenali makanan yang
mengandung zat berbahaya dari bentuk fisiknya, seperti warna, tekstur, dan
rasa.
1.
Ciri makanan berformalin
·
Mie basah berformalin: Tidak lengket, lebih
mengilap, tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar, dan bertahan lebih dari
15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celsius).
·
Tahu berformalin: Teksturnya terlampau keras,
kenyal tetapi tidak padat. Tidak rusak sampai 3 hari dalam suhu kamar dan bisa
tahan 15 hari dalam kulkas.
·
Ikan berformalin: Warna insang merah tua tidak
cemerlang, bukan merah segar, dan warna daging ikan putih bersih. Tidak rusak
sampai 3 hari pada suhu kamar.
·
Ikan asin berformalin: Bersih cerah dan tidak
berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di area berlalat, tidak rusak
sampai lebih dari 1 bulan pada suhu 25 derajat celsius.
·
Bakso berformalin: Teksturnya sangat kenyal,
tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar.
·
Ayam berformalin: Teksturnya kencang, tidak
disukai lalat, tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar.
2.
Ciri makanan mengandung boraks
·
Mie basah: Teksturnya kental, lebih mengilat,
tidak lengket, dan tidak cepat putus.
·
Bakso: Teksturnya sangat kental, warna tidak
kecoklatan seperti penggunaan daging, tetapi lebih cenderung keputihan.
·
Snack: Misalnya lontong, teksturnya sangat
kenyal, berasa tajam, sangat gurih, dan memberikan rasa getir.
·
Kerupuk: Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan
rasa getir.
3.
Ciri makanan menggunakan pewarna rhodamin B dan
methanyl yellow
·
Warnanya mencolok
·
Cerah mengilap
·
Warnanya tidak homogen (ada yang menggumpal)
·
Ada sedikit rasa pahit
·
Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah
mengonsumsinya
Demikian Artikel mengenai Penjelasan Lengkap Zat
Aditif (Kimia) dalam Bahan Makanan, kita akhiri dengan
mebaca Hamdallah : الحَمْدُ لِلّٰهِ
رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert