اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada
kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita
semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa
Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin
ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang
Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad
Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan
dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak
dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan menjelaskan mengenai Spektroskopi
FTIR (Kegunaan, Keunggulan, Prinsip
Kerja, Cara Kerja, Proses Analisis Sampel, dan Membaca Hasil
Spektra FTIR).
Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu
billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim”
Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya
Rabbal'alamin” ...
SPEKTROSKOPI FTIR
Spektroskopi FTIR merupakan suatu
metode analisis yang dipakai untuk karakterisasi bahan polimer dan analisis
gugus fungsi. Dengan cara menentukan dan merekam hasil spektra residu dengan
serapan energi oleh molekul organik dalam sinar infra merah. Dengan infra merah
didefinisikan sebagai daerah yang memiliki panjang gelombang dari 1-500 cm-1.
Setiap gugus dalam molekul umumnya mempunyai karakteristik sendiri sehingga
spektroskopi FTIR dapat digunakan untuk mendeteksi gugus yang spesifik pada
polimer. Intensitas pita serapan merupakan ukuran konsentrasi gugus yang khas
yang dimiliki oleh polimer. Metode ini didasarkan pada interaksi antara radiasi
infra merah dengan materi (interaksi atom atau molekul dengan radiasi
elektromagnetik). Interaksi ini berupa absorbansi pada frekuensi atau panjang
gelombang tertentu yang berhubungan dengan energi transisi antara berbagai
keadaan energi vibrasi, rotasi dan molekul. Radiasi infra merah yang penting
dalam penentuan struktur atau analisis gugus fungsi terletak pada 650cm - 1 - 4000cm - 1.
KEGUNAAN FTIR
1.
Dapat digunakan untuk
mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
2.
Mendeteksi sinyal lemah
3.
Menganalisis sampel dengan
konsentrasi rendah
4.
Analisis getaran
KEUNGGULAN FTIR
Dapat digunakan pada semua frekuensi
dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih
cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.
Sensitifitas dari metoda
Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red lebih besar daripada cara
dispersi,sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa
harus melalui celah.
PRINSIP KERJA FTIR
Prinsip kerja spektroskopi FTIR
adalah adanya interaksi energi dengan materi. Misalkan dalam suatu percobaan
berupa molekul senyawa kompleks yang ditembak dengan energi dari sumber
sinar yang akan menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar
yang digunakan adalah keramik, yang apabila dialiri arus listrik maka keramik
ini dapat memancarkan infrared. Vibrasi dapat terjadi karena energi yang
berasal dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya
atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa yang ditembak dimana
besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul berbeda tergantung pada
atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga dihasilkan
frekuaensi yang berbeda pula. FTIR interferogramnya menggunakan mecrosem dan
letak cerminnya (fixed mirror dan moving mirror) paralel. Spektroskopi
inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 –
4000 cm-1 di mana cm-1 disebut sebagai wavenumber (1/wavelength)
yakni suatu ukuran unit untuk frekuensi. Daerah panjang gelombang yang
digunakan pada percobaan ini adalah daerah inframerah pertengahan (4.000 – 200
cm-1 ).
Interaksi antara materi berupa
molekul senyawa kompleks dengan energi berupa sinar infrared mengakibatkan
molekul-molekul bervibrasi dimana besarnya energi vibrasi tiap komponen molekul
berbeda-beda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan dihasilkan frekuensi yang berbeda.
Analisis menggunakan FTIR dapat
digunakan untuk mengetahui sifat termal bahan dari suatu lapisan tipis
misalnya. Dari hasil analisis spektrum FTIR didapatkan analisa tentang
disosiasi ligan suatu bahan penumbuhan lapisan tipis secara sempurna. Misalkan
disosiasi ligan berawal pada temperatur 300o C sampai 400o C. Hasil ini
menyarankan nilai besaran temperatur substrat saat penumbuhan dimana lapisan
akan tumbuh diawali pada temperatur 300o C sampai temperatur 400o C. FTIR
digunakan untuk melakukan analisa kualitatif yaitu untuk mengetahui ikatan
kimia yang dapat ditentukan dari spektra vibrasi yang dihasilkan oleh suatu
senyawa pada panjang gelombang tertentu. Selain itu digunakan juga untuk
analisa kuantitatif yaitu melakukan perhitungan tertentu dengan
menggunakan intensitas.
Karakterisasi menggunakan FTIR dapat
dilakukan dengan menganalisis spektra yang dihasilkan sesuai dengan
puncak-puncak yang dibentuk oleh suatu gugus fungsi, karena senyawa tersebut
dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada daerah inframerah dengan panjang
gelombang antara 0.78 – 1000 μm.
CARA KERJA FTIR
Sistim optik Spektrofotometer FTIR
seperti pada gambar dibawah ini dilengkapi dengan cermin yang bergerak tegak
lurus dan cermin yang diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan
menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak ( M ) dan
jarak cermin yang diam ( F ). Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah
2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi ( δ ). Hubungan antara
intensitas radiasi IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai
interferogram. Sedangkan sistim optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan
atas bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform
Infra Red.
Pada sistim optik FTIR digunakan
radiasi LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) yang
berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah
agar sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS (Tetra
Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride). Detektor MCT lebih
banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor TGS,
yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi, lebih
sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif
terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi infra merah.
PROSES ANALISIS SAMPEL PADA FTIR
1.
The source: energi Infra Red
yang dipancarkan dari sebuah benda hitam menyala. Balok ini melewati melalui
logam yang mengontrol jumlah energi yang diberikan kepada sampel.
2.
Interoferometer: sinar memasuki
interferometer “spectra encoding‟ mengambiltempat, kemudian sinyal yang
dihasilkan keluar dari interferogram.
3.
Sampel: sinar memasuki kompartemen
sampel dimana diteruskan melaluicermin dari permukaan sampel yang tergantung
pada jenis analisis.
4.
Detector: sinar akhirnya lolos ke
detector untuk pengukuran akhir. Detector ini digunakan khusus dirancang untuk
mengukur sinar interfrogram khusus. Detektor yang digunakan dalam
Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah TetraGlycerine Sulphate
(disingkat TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT
lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan detektor
TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik pada frekwensi modulasi tinggi,
lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif
terhadap energi vibrasi yang diterima dari radiasi inframerah.
5.
Computer: sinyal diukur secara
digital dan dikirim kekomputer untuk diolaholeh Fourier Transformation berada.
Spektrum disajikan untuk interpretasi lebih lanjut.
MEMBACA HASIL SPEKTRA FTIR
Tentukan sumbu X dan Y-sumbu dari
spektrum. X-sumbu dari spektrum IR diberi label sebagai "bilangan
gelombang" dan jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000 di
paling kiri. X-sumbu menyediakan nomor penyerapan. Sumbu Y diberi label sebagai
"transmitansi Persen" dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah
dan 100 di atas.
Tentukan karakteristik puncak dalam
spektrum IR. Semua spektrum inframerah mengandung banyak puncak. Selanjutnya
melihat data daerah gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum.
Tentukan daerah spektrum di mana
puncak karakteristik ada. Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah.
Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua dari 2.500
sampai 2.000. Ketiga wilayah berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah
keempat dari 1.500 ke 400.
Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah pertama. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran
4.000 hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH
dan obligasi OH tunggal.
Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah kedua. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500
hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan
rangkap tiga.
Tentukan kelompok fungsional diserap
di wilayah ketiga. Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000
sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan
rangkap seperti C = O, C = N dan C = C.
Bandingkan puncak di wilayah keempat
ke puncak di wilayah keempat spektrum IR lain. Yang keempat dikenal sebagai
daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung sejumlah besar puncak serapan
yang account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam
spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan puncak
spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa adalah identik.
Baca Juga:
Demikian Artikel
mengenai Spektroskopi FTIR (Kegunaan, Keunggulan, Prinsip Kerja, Cara Kerja, Proses
Analisis
Sampel, dan Membaca
Hasil Spektra FTIR),
kita akhiri dengan mebaca Hamdallah : الحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert