Metode-metode Mengukur Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja |
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
(Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh)
Puji Syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan Rahmat, Karunia, Taufik dan Hidayah-nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat hidup di Dunia ini, serta semoga kita semua selalu mendapat Inayah dan Lindungan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...
Shalawat, Salam serta Taslim kepada sang Revolusioner Dunia, Junjungan Alam Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad Shallawlahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membimbing kita dari zaman Kegelapan dan Kebodohan menuju zaman Terang Benerang, sangat jelas perbedaan antara Hak dan Bathil serta penuh dengan Ilmu Pengetahuan seperti saat ini.
Pada Artikel ini kami akan membahas Metode-metode Mengukur Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja. Sebelum masuk ke Materi marilah kita membaca Ta‘awuz : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ “A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim” dan Basmalah : بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم “Bismillahirraahmanirrahiim” Agar Bacaan yang dibaca menjadi Berkah dan Bermanfaat. آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ “Aamiin ya Rabbal'alamin” ...
Pengukuran budaya K3 (keselamatan dan kesehatan
kerja) di tempat kerja menjadi hal yang penting untuk dilakukan agar perusahaan
dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap K3 di lingkungan kerjanya.
Metode pengukuran yang tepat dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi
area yang perlu ditingkatkan, memberikan umpan balik pada program K3 yang sudah
dilakukan, serta memastikan bahwa perusahaan memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja yang ada.
Berikut ini adalah beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mengukur budaya K3 di tempat kerja:
OBSERVASI
Observasi adalah metode yang paling sederhana dan
efektif untuk mengukur budaya K3 di tempat kerja. Observasi melibatkan
pengamatan langsung terhadap perilaku dan praktek K3 karyawan, yang kemudian
dikumpulkan dan dianalisis untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.
Observasi dapat dilakukan oleh tim K3 internal atau eksternal yang telah
terlatih.
KUESIONER
Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang
paling umum digunakan dalam pengukuran budaya K3 di tempat kerja. Kuesioner
dapat disebarkan kepada seluruh karyawan atau hanya kepada kelompok karyawan
tertentu, seperti karyawan baru atau karyawan yang terlibat dalam aktivitas
berisiko tinggi. Kuesioner dapat mencakup pertanyaan tentang persepsi karyawan
tentang lingkungan kerja yang aman, keterlibatan karyawan dalam program K3, dan
kesadaran karyawan terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
WAWANCARA
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang
melibatkan percakapan langsung dengan karyawan. Wawancara dapat dilakukan oleh
tim K3 atau manajemen senior dan bertujuan untuk mendapatkan wawasan tentang
persepsi karyawan tentang budaya K3 di tempat kerja. Wawancara dapat mencakup
pertanyaan tentang sikap karyawan terhadap K3, pengalaman pribadi mereka dengan
cedera atau penyakit akibat kerja, serta saran mereka untuk meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan terhadap K3 di tempat kerja.
PENGUKURAN
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
Pengukuran KPI adalah metode pengukuran yang
melibatkan pengukuran kuantitatif terhadap berbagai aspek K3 di tempat kerja,
seperti insiden cedera, tingkat kepatuhan terhadap prosedur K3, atau waktu
hilang akibat cedera. KPI dapat digunakan untuk memantau kinerja K3 perusahaan
secara keseluruhan dan memberikan umpan balik pada program K3 yang sudah
dilakukan.
AUDIT K3
Audit K3 adalah metode pengukuran yang melibatkan
pemeriksaan menyeluruh terhadap prosedur K3 di tempat kerja dan lingkungan
kerja secara keseluruhan. Audit K3 dapat dilakukan oleh tim K3 internal atau
eksternal dan bertujuan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan
memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap K3
di tempat kerja. Audit K3 dapat mencakup penilaian tentang prosedur dan
peraturan K3 yang ada di perusahaan, ketersediaan dan penggunaan alat pelindung
diri (APD), kondisi fisik lingkungan kerja, serta pelatihan dan pengembangan
karyawan terkait K3.
Selain metode-metode di atas, beberapa perusahaan
juga menggunakan teknologi untuk mengukur budaya K3 di tempat kerja. Contohnya,
perusahaan dapat menggunakan sensor dan perangkat lunak untuk memantau perilaku
karyawan dan menganalisis data untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan
umpan balik pada karyawan yang tidak mematuhi prosedur K3.
Penggunaan metode-metode tersebut dapat membantu
perusahaan dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap K3 di tempat
kerja. Namun, untuk memastikan keberhasilan program K3, perusahaan juga harus
memastikan bahwa ada kesadaran dan dukungan dari manajemen senior, memberikan
pelatihan dan pengembangan karyawan yang memadai, serta memperbaiki sistem
manajemen K3 yang ada.
Referensi:
·
Törner, M., Pousette, A., & Eriksson, A.
(2015). Occupational safety climate and exposure to workplace hazards. Journal
of Safety Research, 53, 73-78.
·
Cox, S. J., Tait, D., & McClure, R. (2016).
Auditing safety management systems. Safety Science, 89, 209-219.
·
Baksteen, H., Groeneweg, J., & Hale, A.
(2019). Measuring safety culture: A review of methods, tools, and results.
Journal of Risk Research, 22(6), 711-736.
·
Law, K. H., & Phoon, W. O. (2019). The
application of wearables to improve occupational safety and health: A review.
Safety Science, 120, 797-814.
Demikian Artikel mengenai Metode-metode Mengukur Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja, kita akhiri dengan membaca Hamdallah : الحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ “Alhamdulillahirabbil ’Alamin”.
comment 0 Post a Comment
more_vert